My Facebook

not shown

Arti Sebuah Cerita

Pernah dengarkan cerita-cerita hikayat rakyat yang berbentuk legenda dan mitos? Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa punya banyak sekali cerita hikayat, soalnya masing-masing daerah punya cerita sendiri-sendiri.

Arsitek Mimpi

Tahun 2009 gue pulang ke rumah orang tua gue untuk beristirahat, sekalian menyembuhkan keadaan gue setelah cukup lama keluar masuk rumah sakit.

Resep Masakan dan Kue

Kumpulan resep-resep favorit gue yang sudah dimodifikasi dan diracik dari dapur sendiri, bisa dilihat di halaman Hobi. Silahkan mencoba!

Mengenai Penyesatan

Ada banyak sekali aliran keyakinan dan sekte di dunia, dan beberapa diantaranya yang menggemparkan dunia dibahas di blog ini. Tulisan terdiri dari tiga bagian, bagian pertama dan kedua membahas aliran sesat yang berujung maut. Tulisan ketiga membahas aliran yang dianggap sesat dan sedang berkembang dewasa ini.

Ada Yang Sama?

Terkadang kita menemukan dua hal yang persis sama pada suatu kesempatan, baik itu nama, wajah, tanggal lahir dll. Akhir-akhir ini gue menemukan beberapa hal yang kebetulan menyamai diri gue yang gue bahas disini.

Jumat, 22 April 2011

Welcome Mr. Bieber!

Remaja sekarang punya banyak pilihan untuk memilih idola mereka, dari dalam negeri maupun luar negeri. Ketika idola mereka mau konser, aksi mereka pun bermacam-macam, apalagi kalau yang manggung datang dari jauh seperti Justin Bieber yang lagi tenar-tenarnya. Harga tiket yang mahal pun tidak mengurungkan niat mereka, yang penting bisa ngeliat langsung performance Justin di panggung. Itupun kalau ga jatuh pingsan karena histeris!



See the Dream?

Tapi, denger-denger Justin Bieber sebenarnya seorang laki-laki tua berumur 51 tahun dan punya catatan kriminal. Ini beritanya. Jadi benarkah Justin seorang pedophilia dan misogynist, kalau benar, sungguh ironis buat para penggemarnya yang kebanyakan perempuan!

Anyway, welcome Mr. Bieber!    

Ada Yang Sama?

The optimist says the glass is half full. The pessimist says the glass is half empty. The engineer says the glass is twice as big as it needs to be. Unknown.

Gue nonton film Paul, eh, kok ada yang aneh ya, ada nama gue kayaknya tapi ga begitu jelas sih...di majalah yang dibuat sama temennya si Paul. Jarang-jarang nama yang mirip gue tuh...walaupun ada. Kalau tanggal lahir, temen sekantor dulu ada yang samaan tanggal lahirnya. Padahal dari gue SD sampai kuliah ga pernah ada yang samaan. Eh, di kantor gue yang dulu malah ada yang sama.

Kalau masalah tanggal ulang tahun, MetroTV punya nomor HP cantik yang harusnya buat gue...soalnya tanggal lahir gue kepakai semua di nomor cantik tersebut dan terpampang setiap pagi!

Terus kalau gue ketik nama gue di internet, larinya ternyata ke situs mobil balap kuno!

Lihat mobil balap kerennya.

Bicara soal Paul yang alien, ada orang yang berpikir bahwa kalau tidak realistis maka cara berpikir kita seperti alien. Kebanyakan orang mengartikan kalimat tersebut sebagai orang yang seperti alien adalah orang yang aneh atau lain sendiri karena tidak realistis. Tapi sebenarnya ada hal yang lebih mendasar lagi mengenai arti dari kalimat tersebut.

Setiap manusia mendapat karunia indera yang bisa merasakan dan menangkap sesuatu yang kemudian disimpan dalam bentuk informasi. Persepsi manusia kemudian menggunakan informasi tersebut dan mengolahnya menjadi gambaran sebuah realitas yang bisa mempengaruhi keputusan manusia. Persepsi dan perspektif manusia berkembang seiring dengan keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan, harapan, atau bisa juga karena opini dan permasalahan yang berkembang di masyarakat. Karena persepsi dan perspektif yang berubah-ubah inilah yang menyebabkan realitas yang terbentuk menjadi bersifat dinamis. Realitas juga tidak memiliki dasar dan batasan yang jelas dan distorted karena tidak terbatasnya informasi yang tersedia dan adanya berbagai macam perspektif. Tapi, justru karena semua dinamika inilah yang membuat realitas jadi sangat menarik, sehingga banyak orang yang terjebak pada realita kehidupan dimana sebenarnya manusialah pembuat realitas tersebut.

Realitas juga dapat membuat orang merasa insecure karena seseotrang terus menerus dituntut untuk bergerak dinamis sesuai dengan realitas yang berkembang di masyarakat. Rasa insecure ini ada, juga karena realitas, yang tidak mempunyai dasar dan landasan sehingga dapat terus dipacu bergerak, sangat rentan terhadap manipulasi dan tipuan. Ironinya, rasa insecure ini pulalah yang kemudian mendorong manusia terjebak dalam manipulasi dan tipuan yang dipersembahkan kehadapan mereka karena berusaha mengejar realitas yang bisa membuat dirinya secure. Hal lainnya yang lebih mendasar yang bisa mempengaruhi keputusan manusia seperti pengetahuan, nilai yang dimiliki manusia itu sendiri, dan yang terpenting, agama, terkadang hanya dipakai sebagai nuansanya saja. Seperti bungkusan apik atas kado-kado yang dapat memenuhi nafsu manusia dalam sebuah perayaan atau pesta.

Realitas juga dapat dimanipulasi untuk mengeksploitasi psikologi dan perasaan emosi dari manusianya. Hal ini karena kebutuhan, harapan, permasalahan dan opini-opini yang dimunculkan sebagai sebuah realitas berpengaruh langsung terhadap keadaan dan kondisi seorang individu. Akibatnya, banyak yang mengambil keputusan berdasarkan apa yang dirasa benar dan bukannya berdasarkan pada sebuah kebenaran mutlak. Jadi, GR atau Gede Rasa juga bisa digunakan untuk mendistorsi realitas karena manusia akan lebih memilih realitas yang menyenangkan dan meninggikan daripada yang tidak menyenangkan dan merendahkan ketika dua pilihan tersebut ada dan tersedia. Realistiskah kalau kita mengambil hal yang lebih menyenangkan daripada yang tidak? Ya. Tapi bukankah hal yang realistis harusnya lebih menggunakan nalar? Ya juga. Realitas memang sangat tidak konsisten sperti juga jalan pikiran manusia, makanya manusia tidak bisa menggunakan realitas sebagai pedoman dan patokan jalan hidup.

Terkadang manusia mengambil keputusan karena nalarnya menyatakan hal tersebut benar. Tapi, ketidak konsistensian realitas sebenarnya berasal dari persepsi manusia (dengan inderanya) yang memang tidak bisa menilai sesuatu dengan pasti(yang pasti-pasti aja? LOL). Ada banyak informasi yang tersedia dan tidak semuanya bisa ditangkap oleh indera manusia sehingga realitas tidak bisa sepenuhnya tergambarkan. Keterbatasan manusia inilah yang seharusnya membuat manusia sadar kalau dia memang tidak bisa berpikir panjang. Tidak cukup panjang untuk bisa membenarkan suatu hal yang salah, tidak cukup panjang untuk mempunyai misi dan tujuan yang baik tapi dengan cara-cara yang melanggar.

Ketika manusia dihadapkan kepada sebuah permasalahan dan sebuah jalan keluar, pasti yang diambil adalah jalan keluar yang bisa menghilangkan (meninggalkan) permasalahan, dan bukannya berhenti dulu mengambil permasalahannya untuk dapat menghadapi dan menganalisa permasalahan tersebut. Apakah hal tersebut realistis kalau orang lebih suka berlari? Ya, kalau dilihat dari sifat manusia yang egois dan ingin gampangnya saja, tapi tidak, kalau dilihat bahwa sebuah jalan keluar tidak akan ada sebelum permasalahannya ditelaah. Lagian bukankah GR namanya kalau jalan keluar bisa semudah itu didapat walaupun menurut nalar jalan keluar itu bisa diterima? Makanya, ketika pedoman (keyakinan) kita dalam mengambil keputusan adalah berdasarkan realitas, maka keputusan yang diambil akan mengedepankan egoisme dan harga diri karena manusia terjebak untuk mempertahankan realitas yang menenangkan dan memudahkan untuk dirinya. Hal ini juga berarti bahwa sebenarnya ego dan gede rasa ini dapat menjadi faktor intrinsik yang mempunyai peran penting dalam membangun (atau mendistorsi?) realitas di masyarakat.

Setiap manusia mempunyai sifat egois dan harga diri tinggi (pride), untuk dirinya sendiri atau untuk kelompoknya. Terkadang egoisme dan pride ini harus melampaui harga komunitas sosial diatasnya, bahkan melampaui harga kemanusiaan atau harga sebuah keyakinan supaya ego dan pride bisa exist. Makanya, ketika egoisme dan pride ini exist dalam taraf yang mengkhawatirkan, biasanya akan mengikis sistem yang diatasnya, bahkan sistem yang menaunginya. Ego dan pride ini kemudian dapat sangat berbahaya karena dapat digunakan dalam politik divide and conquer, mengarahkan kekuatan lawan pada ambisi pribadi atau kelompok.

Egoisme dan pride bisa dipupuk mulai dari bangku sekolah ketika kita memilih teman tertentu berdasarkan status misalnya, dan mengunci informasi hanya untuk teman-teman tertentu. Bisa juga didalam keluarga ketika kita mendapat pembenaran atau pengingkaran padahal sudah melakukan kesalahan. Dapat juga dimulai dengan banyaknya kata saya, untuk saya dan mengenai saya atau kalau bicara orang lain ya, mengenai dia, karena dia dan untuk dia. Seperti detached dengan keadaan yang sebenarnya terjadi, atau kalau bisa dibilang penguncian terhadap hal yang lainnya. Egoisme inilah yang kemudian membuat manusia selalu melihat keatas sehingga keputusan yang diambil seperti melayang-layang dan tidak membumi. Egoisme juga yang membuat manusia tidak sabar dan tamak dalam mengambil keputusan. 

Gue kasih satu contoh sederhana bagaimana keputusan manusia berdasarkan realitas dan nalar sangat tidak konsisten hasilnya. Si Bunga diberikan suatu subset permasalahan dan solusi. Dia diberitahu bahwa ada seseorang dalam bahaya sehingga dia harus melindungi atau mengcover orang tersebut, sekaligus memberikannya bekal kemampuan agar bisa melawan bahaya tersebut. Tapi semuanya itu harus dilakukan secara diam-diam, supaya tidak membuat orang tersebut ketakutan dan supaya dia bisa menjadi lebih mandiri. Secara nalar, subset masalah beserta solusinya tersebut bisa diterima, tapi penyederhanaan masalah dengan solusi yang dibatasi tersebut pada implementasinya bisa mendatangkan bahaya yang jauh lebih besar lagi, baik untuk orang tersebut, atau si Bunga sendiri atau bahkan orang lain. Kenapa? Karena didalam subset tersebut ada konstrein yang berupa syarat, ada insentif dan reward yang bisa mengeleviate perasaan dan keadaan seseorang, ada pula ego dari individu (si Bunga) dan juga ada harapan tersembunyi agar orang yang dalam bahaya tersebut bisa menggunakan bekal yang diberikan. Konstrein atau syarat yang harus dipenuhi oleh si Bunga, yaitu mengcover dengan cara diam-diam, secara implementasi berarti melanggar aturan dan kode etik, karena diam-diam sama dengan sembunyi dari sistem. Tapi, karena adanya insentif seperti perkataan "menolong orang yang ada dalam bahaya" pelanggaran tersebut seperti mendapat justifikasinya. Apalagi ketika "menolong orang yang ada dalam bahaya" tersebut juga mengisyaratkan adanya reward untuk si Bunga, yang secara nalar adanya reward memang mengindikasikan hasil dari sebuah pertolongan atau adanya niat baik. Lagipula, reward tersebut dapat menjadi bekal dikemudian hari agar bisa menolong sesama lagi. Hmmmm...make sense juga sih, tapi bagaimana reward yang berasal dari sebuah syarat yang memicu aksi pelanggaran dapat bermanfaat? Apa keyakinan kita sedang diuji disini untuk menyangsikan bahwa pelanggaran sebenarnya bisa bermanfaat, bisa memberikan hikmah?

OK, balik kepada subset permasalahan. Secara implementasi, sebenarnya memberikan bekal kemampuan dan kemandirian dapat saling bertolak belakang dengan perlindungan apabila batasannya longgar. Bahkan perlindungan yang diam-diam itu saja sebenarnya bukan perlindungan yang sesungguhnya, karena memakai cara-cara siluman seperti penampakan dan penghilangan sesuatu atau nilai. Walhasil, orang yang dalam bahaya tersebut sekarang lebih dalam bahaya lagi karena ditekan oleh cara-cara siluman tersebut dan fasilitatornya yang pastinya berasal dari dunia gelap. Sudah ga sesuai dengan nalar lagi kan? Lalu bekal kemampuan yang seperti apa yang mempunyai batasan longgar? Bekal kemampuan mengatasi intrik dengan sengaja menciptakan intrik dan kebohongan, kemampuan mengatasi godaan dengan sengaja menciptakan godaan, kemampuan menampik kesalahan dengan sengaja memberikan dan membuka kesempatan yang menjerumuskan, mengajarkan hidup dengan mempertontonkan dan menceritakan hal yang tidak pantas atau mengatakan hal yang tidak senonoh, kemampuan mengatasi perbuatan jahat dengan sengaja berbuat jahat dan pengkhianatan. Walhasil, si Bunga bukannya menolong orang dalam bahaya, tapi dia sendiri sibuk berbuat dan menyiarkan dosa (agar ada yang bisa belajar darinya? Yup, Bunga losing something). Dengan melakukan pelanggaran disengaja tersebut, batasan agama kita sudah hilang karena kita sudah tidak percaya lagi sama ajaran agama kita sendiri yang mengatakan bahwa pelanggaran (walaupun disengaja) adalah hal yang harus dihindari dan bukannya pelanggaran bisa memberikan kebaikan.

Kemandirian sendiri bisa jadi bablas misalnya, ketika si Bunga percaya 100% bahwa hal-hal buruk tidak akan terjadi, padahal dia tidak memberi batasan sehingga menyebabkan terbukanya kesempatan terjadinya hal-hal buruk tersebut. Ibaratnya sebuah barak dimana masing-masing individu bercampur baur dan diberi kepercayaan penuh tanpa ditegakkannya aturan yang jelas, pokoknya semua dianggap bisa mandiri alias menjaga diri sendiri hanya karena individu-individu tersebut dapat dipercaya. Batasan dan aturan yang harusnya ditegakkan dihilangkan, karena kepercayaan kita sudah pindah menjadi kepercayaan kepada suatu misi yang baik dan kepada individu pelaksananya.

Lagipula kenapa harus menyelesaikan masalah dengan solusi yang dibuat-buat seperti itu? Masalah adalah hal yang wajar didalam kehidupan, manusia mengambil keputusan dan kebijakan yang salah setiap waktu sesuai dengan ruang lingkup yang dimilikinya, dan agama/negara mengatur solusinya. Yang tidak wajar adalah ketika ada yang berusaha mengurangi masalah dengan jalan yang salah (melanggar) sehingga malah membuat masalah baru sekaligus memperluas ruang lingkup permasalahan (sekarang masalah bertambah dengan keikutsertaan si Bunga). Bukankah sudah ada cara-cara sederhana yang diatur di dalam ajaran agama yang dimiliki si Bunga atau aturan yang berlaku secara umum kalau memang dia seorang yang punya keyakinan? Kompleksitas solusi yang seperti itu bukan hanya dapat menjebak orang yang akan ditolongnya, tapi mungkin saja sebenarnya memang ditujukan untuk menjebak si Bunga sendiri kedalam maksud sebenarnya pemberian reward tersebut. Jujur saja, mungkin orang yang dalam bahaya itu sebenarnya tidak dalam bahaya, tapi setelah si Bunga melakukan cara-cara siluman dan menerima reward, si Bunga sendiri yang menempatkan orang tersebut  (dan juga si Bunga-nya sendiri) dalam bahaya .

Lalu, bagaimana kemudian terhadap orang yang lagi ditolong tersebut, apa yang terjadi kepadanya setelah bekal kemampuan dan kemandirian diterimanya dari si Bunga yang dilakukan dengan cara-cara "menyimpang" tersebut? Si Bunga kemudian dengan kepercayaannya yang sudah menyimpang jauh dan karena sudah dibutakan oleh reward yang diberikan kepadanya, setelah menarik orang tersebut keluar dari sistem (didalam aja udah bahaya apalagi diluar?), mendorong orang yang ditolongnya tersebut untuk berhadapan dengan bahaya yang tidak pernah ketahuan wujudnya apa. Hal tersebut dilakukan karena keyakinan bahwa solusi yang dilakukannya, yang tanpa pernah menyentuh permasalahan dan tanpa mengenal lebih jauh siapa si pemberi solusi, dapat senantiasa berguna. Si Bunga ini kemudian menginspirasi bunga-bunga yang lainnya untuk dapat melakukan hal yang sama dan mendapat reward tersebut. Dari sini, kompleksitas yang dihasilkan dari suatu solusi akhirnya menjadi lebih besar dari masalahnya. Ruang lingkup menjadi semakin besar karena solusi menimbulkan masalah baru menyangkut adanya reward dan cara-cara siluman, dan juga semakin banyaknya orang mengikuti jejak si Bunga yang semakin menambah runyam permasalahan.

Akhirnya, realitasnya yang terjadi kemudian untuk si Bunga dan orang yang ditolongnya adalah dua-duanya dalam bahaya. Ini akibat penggunaan nalar dan realitas dalam pengambilan keputusan karena si Bunga menganggap dirinya lebih bijak dan lebih mempunyai pemikiran yang panjang daripada Tuhannya akibat sudah terbuai-buai akan reward dan ego, serta perasaan bahwa dirinya lebih penting dari orang yang ditolongnya. Lagipula, apa tidak terbuai namanya ketika si Bunga mengharapkan dan bermimpi bahwa bantuan yang diberikannya adalah yang terbaik untuk orang yang ditolongnya tersebut, padahal si Bunga sendiri sudah salah jalan dan belum punya kewenangan dan otoritas yang dibutuhkan?

Realitas kalau manusia selalu berbuat dosa, tapi kenapa realitas ini yang kemudian dipakai sebagai patokan dan pedoman jalan hidup? Dalam hal si Bunga, dia dihadapkan pada realitas bahwa ada orang dalam bahaya tapi dia tidak menyadari bahwa realitas tersebut dapat membahayakan dirinya ketika dia tidak mempunyai batasan dan penegakan aturan di dalam sistem  dimana dia berada dan ajaran agama dia sendiri. Dia juga menempatkan kepercayaan yang besar bukan kepada Yang Diatas, tapi kepada orang yang memberikan subset permasalahan/solusi tersebut. Masa sih dia menaruh harapan kepada solusi siluman dan bukan pada aturan-aturan yang ditetapkan sama Yang Diatas dan aturan di dalam sistem? Adanya konstrein dan syarat yang ditetapkan dalam tindakan si Bunga juga sebenarnya sudah menyimpangkan si Bunga atas apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh si Bunga. Larangan yang dipegang si Bunga (dengan tidak memperingatkan atau memberi tahu adanya bahaya pada orang yang ditolongnya) adalah larangan yang mengada-ada dan bertentangan dengan ajaran agamanya dan kode etik yang berlaku. Yang terlarang dilaksanakan dan yang ga dilarang malah menjadi larangan.... Still feeling right with the subset?

Ketika terjadi permasalahan, ada saja orang yang kemudian menggunakan takdir sebagai alasan berkelit, "manusia jalannya memang kayak gini, sudah takdirnya." Tapi bolehkah kita terus menerus menyalahkan takdir dan kodrat akan hal-hal yang terjadi dan dilakukan, padahal kita sama sekali tidak peduli akan takdir dan kodrat tersebut, karena selalu berusaha kita ingkari dan terabas dengan pergerakan yang kita lakukan? Untuk kasus si Bunga, sebelum dia melakukan sesuatu, seharusnya dia menanyakan kepada dirinya sendiri apakah tindakan dia tidak melanggar takdir orang yang ditolongnya, ketika takdir orang tersebut adalah dia merupakan amanah dari orang lain? Bukankah si Bunga sendiri sudah bergerak seperti malaikat penyelamat yang hanya peduli pada sebuah misi padahal dia cuma manusia biasa?

Yang lebih parah lagi adalah ketika si Bunga ini menyadari dia mendapat masalah dikemudian hari atas apa yang dilakukannya. Dengan siasat tertentu dari orang-orang yang tidak bertanggung-jawab, bisa saja kemudian si Bunga menyalahkan apa yang terjadi, kepada orang yang berusaha ditolongnya tersebut, karena si Bunga terjebak untuk menyalahkan motifnya dan bukan apa yang sudah dilakukannya. Padahal, sebelum si Bunga mendapat masalah, motif ini berusaha disembunyikannya. Kelemahan yang seperti ini klasik sebenarnya, motif adalah hal yang dapat meringankan bahkan mengeliminasi suatu kesalahan, dan bisa timbul tenggelam sesuai keinginan si pelaku. Hal yang sudah sangat bertolak-belakang dengan prinsip-prinsip dasar dari ajaran agama dan aturan hukum yang berlaku dimana perbuatanlah yang pantas ditindak dan bukan motifnya.

Aturan dan hukum, baik agama maupun negara, dibuat sebagai solusi sistemik didalam masyarakat. Apabila seseorang dalam bahaya karena kegagalan sistemik, maka masalah yang ditimbulkan adalah akibat dari sistem yang tidak berjalan. Sementara, tindakan solusi yang dilakukan si Bunga adalah hal yang personal (untuk dirinya dan orang yang ditolongnya) dan bukan sistemik lagi karena yang dilakukan si Bunga adalah sembunyi dari sistem (keluar dari sistem). Jadi, ketika si Bunga tidak bisa (atau tidak mau) menyelesaikannya dan mengakuinya secara terbuka, bisa saja tanggung jawab ini kemudian menjadi sebuah konsekuensi dimana si Bunga harus membayar kesalahannya secara personal diluar sistem yang berlaku. Apalagi ketika si Bunga terpengaruh untuk melakukan tindakan yang menyalahkan motifnya atas masalah yang menimpa dirinya, semakin besarlah konsekuensi yang harus diterimanya dari orang-orang diluar sistem tersebut. Dan perlu diingat bahwa konsekuensi diluar sistem biasanya akan mengenai bukan hanya si Bunga sendiri, tapi orang lain yang tidak ada sangkut-pautnya dengan permasalahan. (This seems lampu ijo utk something really3x baddd).

Terkadang orang yang terjebak dengan realitas kehidupan akan terjebak pada kelemahan-kelemahan mendasar manusia yang tidak berbatas, karena digunakannya berbagai alasan dan justifikasi. Sebenarnya, kelemahan manusia yang tidak berbatas inilah terkadang yang tidak disadari sepenuhnya oleh manusianya. Realitas kemudian mengkonsumsi manusianya dari dinamika realitas yang mereka bentuk. Feminisme misalnya akan mengkonsumsi manusianya ketika kaum feminis menuntut kesetaraan secara kuantitas dimana malah akan berpengaruh negatif terhadap daya kompetitif dari masyarakat secara keseluruhan. Multikulturalisme juga akan mengikis habis tradisi dan budaya ketika multikulturalisme tersebut dibawa masuk kedalam ranah suatu budaya dan ranah personal orang-orang yang menjadi penyangga budaya tersebut (Multikulturalisme harusnya berada tepat diatas bermacam-macam kultur dan bukan infiltrasi kedalamnya yang membuat batasan sebuah kultur menjadi ambigu). Ketika sebuah kultur hilang maka yang terjadi kemudian adalah kultur homogen dimana sudah tidak ada lagi multikulturalisme dan tidak dibutuhkannya lagi toleransi antar kultur hanya karena pribadi-pribadinya tidak bisa menjaga semangat dari budayanya sendiri. Begitu juga dalam pengambilan inisiatif, ga perlu kebawa inisiatif yang macam-macam sampai memakan akal sehat. Terkadang orang mengajak untuk mengambil inisiatif dimana ajakan tersebut ternyata bukan berasal dari inisiatifnya sendiri. Untuk apa mendorong orang untuk punya inisiatif ketika dianya sendiri hanya mengikuti angin yang berhembus? Apa hal tersebut tidak menjebak namanya? Apa tidak lebih baik fokus kepada apa dan siapa dan punya kewenangan apa ketika akan mengambil tindakan?  Dalam kehidupan beragama, ketika ada yang menjustifikasi sebuah pelanggaran sebagai cobaan yang harus diterima, maka pelanggaran tersebut akan terus berlanjut sampai ada suatu hal yang menghentikannya, yang bisa jadi hal tersebut adalah sebuah malapetaka yang menghancurkan manusianya. Perkataan seperti "menerima apa adanya" yang harusnya diberlakukan hanya dalam lingkup terbatas malah terus dikerek menjadi menerima pelanggaran alias mengikhlaskan pelanggaran-pelanggaran yang ada. Manusia memang kalau sudah jahil bisa balik ke jaman jahiliyah dulu, ga ada aturan. Realitas memang dapat menciptakan zombie-zombie yang mengkonsumsi manusia lewat tindakan-tindakan tanpa batas aturan, norma, dan adat yang dilakukannya.

Kasus yang dialami Bunga hanya beberapa kasus dimasyarakat dimana si Bunga ini diberi kesempatan untuk melihat adanya permasalahan. Kalau si Bunga menyikapinya dengan bijak maka permasalahan tersebut seharusnya dapat mentrigger alarm akan adanya permasalahan yang harus diselesaikan, dan bukannya mengambil jalan pintas apalagi reward yang sudah disediakan. Tapi, banyak realitas yang ada di masyarakat tidak berupa subset solusi dan permasalahan seperti yang dihadapi si Bunga. Dewasa ini realitas banyak menghadirkan kesempatan-kesempatan yang menggiurkan dengan alih-alih bantuan, hadiah atau cuma "kesempatan emas". Dengan harapan dan impian untuk bisa mengubah apapun yang bisa di ubah bahkan dunia sekalipun, kesempatan tersebutpun berusaha untuk diraih. Tapi, realitas juga kemudian yang harus dihadapi, ketika ada permasalahan dikemudian hari akibat buntut dari kesempatan yang diambil, dan ternyata lebih mudah menampikkan masalah tersebut karena dianggap terlalu besar untuk ditangani. Kesempatan besar diambil, timbul masalah besar kocar-kacir, solusi ajaib yang tiba-tiba muncul diambil, masalah jadi lebih besar kocar kacir lagi. Siklus realitas menjadi sangat berbahaya ketika kita bergantung pada kesempatan dan solusi cepat.

Terkadang kesempatan diambil dengan alasan daripada jatuh ke pihak yang jahat. Walaupun kesempatan tersebut memicu pelanggaran, hasilnya tetap bisa dipergunakan untuk hal yang baik, apabila kesempatan tersebut kita yang ambil. Justifikasi yang menurut gue kebablasan, karena aturan dan hukum, baik agama maupun negara itu absolut. Kalau seperti Robin Hood yang mencuri uang kemudian dibagi-bagikan ke orang banyak, apakah realitas seperti ini benar? Bagaimana pertanggung-jawaban kita ketika kitab Hollywood yang jadi pedoman? Alasan diatas adalah sebuah konsep money laundering, dimana berapapun yang kita terima tetap hasilnya akan kembali jatuh ketangan yang jahat. 

Banyak orang meyakini realitas adalah sebuah kebenaran, bahkan sebuah realitas merupakan pernyataan baik atau buruknya suatu hal, dan bukannya meyakini berdasarkan keyakinan akan jalan yang benar. Jika realitas yang didapatnya bagus dan baik untuk dirinya, maka hal inilah yang benar apapun jalan yang ditempuh untuk mencapai realitas tersebut. Mereka-merekalah yang kemudian menjawab sebuah permasalahan dengan sebuah realitas sebagai bukti pembenaran. Pada akhirnya, mereka pun bisa mendefinisikan yang benar dan yang baik dengan sebuah realitas yang dapat ditentukan sendiri, yang menyenangkan tentunya. Gue aja terkadang dengernya sampai heran sendiri ketika ada yang bilang kalau negeri barat lebih islami dari negara Islam hanya karena kehidupan mereka terlihat ideal dan makmur dengan pemerintahan yang teratur. Pernahkah terpikirkan oleh mereka kalau hal tersebut adalah sebuah realitas dari persepsi sepintas dan merendahkan umat Islam? Apa ada yang mengharapkan untuk dijajah lagi seperti dulu oleh negeri barat?

Realitas memang bisa dengan gamblang menunjukkan perbedaan antara yang ideal dan yang tidak, hasil yang baik dan yang buruk dan semua perbedaan lainnya. Akhirnya, realitas bisa dipakai untuk acuan dalam mengukur, menilai dan menghakimi seseorang. Ketika seseorang mengedepankan realitas, mereka tidak mengikuti aturan tapi mengedepankan pertimbangan mereka. Pertimbangan mengacu pada kondisi yang ideal, yang tidak timpang, kalau yang ideal adalah begini, maka kita harus ikuti untuk amannya, dan kalau ada yang membuat kondisi timpang dan tidak ideal, ditampikkan, dijelek-jelekkan dan dieliminasi saja, atau kalau perlu dipelintir terus sampai kondisi ideal, aman dan tanpa masalah bisa tercapai. Sombong bukan, ketika pengkondisian yang dilakukan dan bukannya meyakini aturan? Sederhana sebenarnya, tidak perlu repot-repot memikirkan bagaimana agar kondisi yang ideal tanpa masalah bisa terpenuhi, kan sudah ada aturan dimana harus kita yakini aturan tersebut. Makanya, setiap orang atau kaum adalah sama dimata hukum dan ajaran agama, tapi bisa berbeda di mata persepsi seorang individu. Masalahnya, sampai sejauh mana tindakan kita didasarkan pada pengukuran berdasarkan realitas ini. Kalau gue biasanya hanya hal-hal yang bersifat pribadi untuk gue saja persepsi tersebut digunakan, dimana gue memang dituntut harus hati-hati. Tapi, ga gue gunakan untuk masuk ke ranah pribadi seseorang karena gue bukan "orang pintar" alias dukun dan ga mengerti masalah pribadi seseorang, walaupun ada "orang pintar" sekalipun yang ngasih tauk gue. Jujur aja sih, dosa kalau menggunakan jasa "orang pintar" buat menerawang orang lain.

Lagian menurut pengamatan gue, kalau orang tidak mempunyai kepentingan yang cukup akan suatu hal, maka egonya akan melambung tinggi memaksakan suatu kondisi yang ideal supaya citranya bisa melambung juga, apalagi kalau hal tersebut terekspos. Tapi, ketika menghadapi hal yang menyangkut kepentingannya sendiri, rontoklah kondisi ideal tersebut. Ini politik divide and conquer yang bisa cukup berhasil, seperti gajah di pelupuk mata tidak terlihat tapi semut di seberang jalan kelihatan jelas sekali. Sangat tidak konsisten. Kalau melihat kasusnya si Bunga diatas, adalah egonya yang mendorong orang yang ditolongnya untuk menerima hal yang dia lakukan sebagai sebuah kebaikan dan hal yang positif, sehingga dia pun membangun harapan bahwa kondisi ideal akan tercapai pada orang yang ditolongnya dan bisa mendapatkan output yang positif pula. Hal ini akibat si Bunga tidak punya kepentingan langsung terhadap orang yang bersangkutan sehingga bisa menihilkan hal yang negatif, "tidak ada apa-apa" katanya. Tapi, si Bunga yang sudah terbius akan reward dan kepercayaan yang didapatnya, sudah melakukan tindakan-tindakan negatif dan melenceng, seakan-akan memang sedang ada apa-apa, karena melihatnya sebagai kepentingan dirinya untuk melakukan sebuah misi. Tidak konsisten bukan ketika tidak ada apa-apa tapi malah melakukan banyak apa-apa? Kasus si Bunga hanya sebatas konteks yang melibatkan individu, tapi di dunia nyata, konteksnya bisa saja ditarik untuk cakupan yang lebih besar lagi seperti dalam konteks suatu kelompok tertentu, negara, agama, dsb. Kalau dalam politik, biasanya kita melihat seseorang dalam sebuah kelompok tertentu memilih ketuanya bukan dari kondisi yang ideal melainkan yang paling menguntungkan untuk kelompok tersebut atau individu tersebut. Sehingga, walaupun ada kasus yang menyangkut si calon ketua, dia tetap menempel dan memilih ketua tersebut. Tapi, ketika dihadapkan kepada kepemimpinan orang-orang yang dia tidak berkepentingan, maka dieksposnyalah calon ketua yang diajukan atau kalau perlu dicari-cari kejelekannya, seakan-akan hal tersebut adalah kepentingannya. Permainan kepentingan seperti ini adalah realitas yang berkembang di masyarakat dan apabila sudah melewati batas bisa berdampak buruk.

Realitas juga banyak menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang kemudian digunakan sebagai dasar asumsi dan prasangka yang menjadi alasan dalam tindak-tanduk manusia. Realitas bahwa "no one is innocence" dijadikan asumsi awal untuk melakukan hal-hal buruk terhadap seseorang. Realitas bahwa perempuan lebih menggunakan emosinya dipakai untuk mengucilkan kemampuan perempuan ketika emosi tersebut ada dalam diri seorang perempuan.

Realitas juga bisa berwarna, ada yang hitam putih dan ada yang full color kayak pelangi (kalo di amrik, warna pelangi tuh lambangnya kaum homoseksual alias gay). Ketika seseorang menggunakan realitas maka dia akan melihat yang hitam dan putih sebagai pilihan yang valid untuk melangkah menuju kemenangan. Mereka akan berusaha memainkan langkah hitam dan putih tersebut seperti sebuah permainan catur, penuh strategi dan mampu menjatuhkan bukan hanya lawan tapi juga bidaknya sendiri. Yang tidak bermain dianggap bayi. Bagus? Adik yang top terdengar lebih baik? Nggak lah, yang ada kita malah dijadikan bidak-bidak permainan dan menguntungkan pihak yang tidak seharusnya. Yang kita lihat sebagai langkah putih ternyata adalah langkah si laskar hitam, siapa yang bayi sekarang?

Jadi bagaimana, salahkah untuk berpikir seperti alien? Apakah kita masih punya cukup waktu untuk membiarkan permainan ini merajalela?
Kalau kita memakai nalar dan pemikiran maka alien yang jauh lebih pintar bisa memperdayai kita.
Kalau kita mendewakan realitas maka alien jauh lebih mampu untuk memelintir realitas tersebut dan mengecohkan kita.
Lalu bagaimana dengan uang dan kekayaan? Sama aja, siapa tauk alien udah punya teknologi yang bisa nyetak uang sendiri...siapa tauk?




Kamis, 21 April 2011

Siapakah Seorang Teroris?

Saya orang awam sebenarnya kalau bicara mengenai teroris. Tapi, setelah mengalami banyaknya kejadian yang berhubungan dengan terorisme, sedikit banyak saya mulai paham apa dan bagaimana terorisme bisa berkembang seperti sekarang ini.
Saya rasa setiap orang pasti pernah merasa insecure atau tidak aman, di masa tersebut, ketika setiap hal terasa kurang, yang namanya prejudice atau prasangka, terhadap individu atau golongan dapat tersulut dengan mudah. Dengan cerita-cerita yang dapat direkayasa, pemikiran bahwa mereka jauh lebih baik dari yang lain sehingga dapat mempunyai peran lebih untuk mengubah hidup seseorang pun ditanamkan sampai ketaraf dimana perbuatan mereka yang sekalipun merugikan dapat bertujuan baik. Kebencian pun dapat tertanam.

Pada masa tersebut, ambisi juga dapat dengan mudah tersulut. Dengan sebuah gambaran ideal dan impian atau bahkan dengan cara menyanjung yang setinggi-tingginya kemuliaan dari hamba Allah SWT atau bahkan dengan hanya memanggil "bos" terhadap orang tersebut, tercipta perasaan sombong dan kemudian menjadi exclusive. Tidak ada dialog yang terbangun dengan individu atau golongan yang dianggap salah atau lain, yang ada hanya dialog dengan mereka yang sealiran, dan pemaksaan kehendak dengan perbuatan-perbuatan mereka, seperti berbohong, mencuri dll. Entah dengan bujukan apa. Dari sini munculah para pengantin yang siap direkrut.

Faktor kekerasannya sendiri saya rasa datang dari sikap non-kompromis dan asumsi-asumsi yang salah, seperti segala sesuatunya terjadi atas seijin Allah SWT, termasuk semua tindakan yang masuk kategori dosa besar. Tanpa adanya asumsi-asumsi tersebut akan sulit mereka mengingkari sebuah tindakan yang dosa. Kalau sifat radikal dan extremis, kemungkinan besar dari pengalaman-pengalaman atau gambaran kejadian yang nyata dan mengerikan yang dapat menghapus empati seseorang atau janji-janji manis yang menempatkan empati sebagai sesuatu yang tidak penting.


Kesemuanya dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi dan rahasia, ada yang mengatakan bahwa mereka bekerja secara terpisah dan berkelompok. Satu kelas tidak mengetahui apa tindakan yang dilakukan kelas selanjutnya. Untuk pelaku lapangan akan sangat sulit diminta keterangan atau pertanggung-jawaban karena mereka tidak memegang kontrol. Setiap orang hanya mengambil sebagian kecil dari tindakan. Tapi walaupun begitu, setiap tindakan dilakukan secara sistematis, artinya, dilakukan dengan suatu tujuan dan alasan tertentu. Akhirnya, setiap orang adalah martyr.

Awalnya hanya sekelompok kecil, lalu ada kelompok-kelompok lain yang menyambungkan aspirasi mereka, berlanjut dan berkesinambungan. Inilah sebuah latihan teroris kecil-kecilan yang pada akhirnya menjadi besar dan nyata. Satu hal yang mengganjal pemikiran saya, kalau memang untuk menyadarkan sesama muslim, kenapa tidak melalui syiar saja daripada melakukan teror. Syiar yang sesuai dengan ajaran agama dan bukan hasil rasionalisasi. Cukup sederhana saya rasa, daripada terjebak membuat perencanaan ini itu. Bukankah agama kita juga mengajarkan kesederhanaan?

Untuk lebih lengkapnya mengenai terorisme baca tulisan yang lebih canggih berikut ini.

Sabtu, 16 April 2011

Bom lagi?

Ada bom lagi, kali ini di dilakukan di tempat dan waktu yang tidak semestinya, di mesjid pada saat shalat Jum'at. Targetnya ga tangung-tanggung, kepolisian. Banyak korban yang terluka, dan ketika saya lihat video amatirnya, banyak yang histeris. Saya merasa prihatin sekali karena ada dua simbol penting yang diserang. Mesjid sebagai tempat ibadah yang suci dan kepolisian yang bertugas menjaga keamanan masyarakat. Oleh karenanya, bom ini merupakan awal malapetaka yang memerlukan perhatian serius. Dan untuk para pelakunya, kapan orang-orang ini sadar apa maksud dan tujuan pemboman atas nama Islam yang mereka lakukan.

Tapi selain itu, media juga sibuk menampilkan Briptu Norman dan hiruk-pikuk serta hura-huranya. Jadi, tidak ada yang perlu dipikirkan, segala sesuatu akan baik-baik saja.  Yang lalu biarlah berlalu. Maju terus Briptu!

Selasa, 12 April 2011

When Good People Goes Bad

Saya terus terang ga tauk kriteria orang baik apa dan orang jahat apa. Yang saya tauk, orang biasa melakukan hal yang ordinary setiap harinya, berusaha untuk hidup dan survive dan mereka orang-orang yang baik. Sekolah untuk belajar, bertani atau berdagang untuk mencari nafkah, bekerja dengan rajin agar hasilnya bagus. Kalau kemudian orang-orang tersebut terusik oleh sesuatu yang ga biasa atau extraordinary, sehingga harus melakukan sesuatu yang lain dari yang biasanya, adalah tergantung dari pertimbangan mereka untuk melakukan hal tersebut. Dan ketika kita memutuskan untuk melakukan suatu hal yang tidak biasa tersebut, apa sih yang kita lihat? Dilihat kemungkinan hasilnya, dilihat apa perbuatannya, seneng merasa dibutuhkan atau percaya aja apa kata orang. Lalu, apa sih yang membuat kita dipilih sampai bisa melakukan yang tidak biasa tersebut? Bukankah dengan melakukan hal yang tidak biasa tersebut, sebenarnya kita sedang mempertimbangkan kembali kearah mana kita akan melangkah?

Ah big deal, ga ngaruh, yang penting ikutin aja, kan ga ada sangkut-pautnya sama gue, ga ada ruginya di gue. Tapi, bukankah sekecil apapun tindakannya kalau dilakukan ramai-ramai maka hasilnya akan besar? Melihat sesuatu yang sepotong-sepotong juga dapat mengarahkan ke jalan yang salah. Apa lagi kalau melihat masalahnya dengan sebuah penyederhanaan sudut pandang seperti romantika atau materialisme, sedangkan permasalahannya sendiri dibuat kompleks dan rumit. Memangnya seberapa sering kita dengar orang bilang "ga tauk" di sebuah persidangan?

Sayangnya lagi, banyak hal yang kita lakukan tidak terlihat segera hasil akhirnya, dan disinilah kebanyakan orang kemudian melakukan tindakan dengan perkiraan hasil yang baik plus segudang keyakinan. Disinilah ketika pertanyaan seperti "How bad you go for doing good?" dijawab dengan "As bad as it gets." Masalahnya perbuatan yang bad biasanya hasilnya juga bad.

Pada akhirnya, kitalah yang menentukan hasil akhir dari perbuatan kita, bukan orang lain. Karena sesuatu yang tidak biasa tersebut maka kita akan mendapat hasil yang tidak biasa pula. Naif kalau berpikir setelah kita melakukan hal yang tidak biasa, lalu kita mengharapkan hasil yang normal atau sesuai dengan perkiraan. Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Yakin mau menjadi bagian dari masyarakat yang sakit dan tanpa masa depan?

Lalu, bagaimana dengan kejadian anggota DPR yang terhormat dari fraksi PKS yang lagi heboh? Bukankah ini adalah salah satu contoh dari good people goes bad?    

Evening... Night... Dawn...

Senin, 11 April 2011

Kenapa Harus Prokonflik?

Akhir-akhir ini berita di TV berkutat mengenai 4 hal: bom buku, bahaya nuklir Jepang, kerusuhan Timur tengah dan perang Libya. Berita-berita ini sepertinya menginterupsi suguhan TV yang biasanya bersifat entertainment dan lifestyle. Hidup memang bisa berisi konflik, ga mungkin bisa tenang terus.

Gue memang bukan aktivis, dari dulu sampai sekarang gue ga tertarik untuk aktif dalam pergerakan tertentu. Kalau pernah ikutan kepanitiaan juga cuma satu dua, dulu banget waktu ada acara keputrian ski stt telkom dan ospek himpunan. Itu juga setelah ditarik dan dipaksa sana sini. Walaupun bukan orang aktif dan bukan dari keluarga broken home, gue sadar bahwa hidup tuh penuh dengan konflik. Gue hidup di kota besar yang memang selalu ada konflik, sahabat gue SMP juga dari keluarga broken home dan dari lingkungan yang berbeda jauh dengan gue.   

Kesadaran akan konflik membuat kita harus hati-hati dalam bersikap agar tidak mencetus konflik. Kesadaran akan konflik juga membuat kita sensitif terhadap segala sesuatu disekeliling kita. Sewaktu remaja, konflik kita paling seputar hubungan dengan orang tua, sekolah dan perasaan (bukan hubungan!) dengan lawan jenis. Sebagai ABG, seorang anak mungkin tidak menuruti semua perkataan orang tuanya, bolos sekolah, atau naksir seseorang. Selama dalam batas wajar ga apa-apa kan.

Beranjak dewasa, konflik dapat berkembang dan mungkin lebih kompleks tergantung lingkungan kita berada. Ketika kita berada dalam lingkungan kerja yang banyak berinteraksi dengan orang lain, sikap, perbuatan dan perkataan pastinya kita jaga jangan sampai melebar masuk ke wilayah non-formal. Kalau kemudian harus masuk lebih jauh supaya terlihat aktif, baiknya pahami dulu permasalahannya, jangan asal ikut-ikutan. Lebih baik melakukan aktivitas interaksi seperti percakapan daripada harus memonopoli tingkah laku agresif dan masuk ke wilayah abu-abu. Terkadang orang yang proaktif dapat menjelma menjadi prokonflik. Percayalah, akan lebih banyak ruginya kalau diteruskan. Yah, kalau mau main bom-bom car, nabrak sana, nabrak sini, seperti ga ada aturan, lebih baik ga usah sekolah aja. OK?

Lucunya lagi, saya sering banget ketemu sama orang-orang fear-mongering. Mereka percaya akan sebuah hal yang menakutkan sampai akhirnya mereka harus membuktikan hal tersebut sebagai sebuah pelajaran. Pada akhirnya, mereka malah menjadi pelaku aktif dari hal yang menakutkan tersebut dan secara tidak langsung mengabsahkan tindakan tersebut wajar dilakukan oleh masyarakat, kepada dirinya atau orang-orang yang dia sayangi. Pernah ada seorang rekan yang mengatakan "Jangan mengharapkan keadilan karena keadilan tidak ada di dunia ini." Dan memang kemudian dia terapkan dengan baik hal tersebut, dia kemudian berlaku tidak adil kepada saya dan entah kepada siapa lagi. Ada lagi yang mengatakan "Doa orang yang teraniaya pasti dikabulkan," dan dia pun sibuk menganiaya orang supaya orang tersebut berdoa dan doanya dikabulkan. 
Yang seperti ini kalau dilanjutkan nanti akan menjabarkan program pemberantasan kemiskinan menjadi program memberantas yang miskin dan program pemberantasan kebodohan menjadi memberantas yang bodoh. Ya, secara logika hasil akhirnya mungkin sama tapi perlu ditegaskan bahwa akan ada konflik yang menyertainya.

Satu hal lagi, melakukan sesuatu yang diluar proporsinya juga memicu konflik. Jadi jangan berlebihan. Contohnya aja gedung DPR yang baru yang menelan biaya trilyunan, apa tidak terlalu megah untuk orang Indonesia yang masih banyak masalah? Nanti malah DPR dan rakyatnya jadi saling curiga dan komunikasi ga berjalan lancar. Apa tidak semakin penuh konflik nantinya?

Lagu Jadul Yang Masih OK!

Terkadang sebuah lagu lama di arrangement ulang atau dimodifikasi dan dinyanyikan oleh artis lain. Masing-masing artis improvisasi dengan jenis musiknya sendiri dan hasilnya ternyata tidak mengecewakan. Nah, gue mau share satu lagu yang gue suka banget, judulnya Can't Take My Eyes Off You, versi originalnya dinyanyikan sama Frankie Valli dan berikut versi lainnya:



Lauryn Hill - Can't Take My Eyes Off Of You by Schutzengerl1205






Versi yang mana yang paling disukai? Semuanya bagus sih, tapi yang paling gue suka versinya Lauryn Hill suaranya khas banget!

Minggu, 10 April 2011

Kejadian-Kejadian Yang Gue Perlu Catat (Lanjutan)

Lanjut ya dengan catatan pinggir gue.

 5. Kerusuhan Mei 1998 dan Lengsernya Soeharto
Pada Mei 1998 gue lagi ga di Jakarta, gue tahunya dari TV ibu kost kalau sedang ada kerusuhan di Jakarta. Wah, seram sekali gedung-gedung dirusak, mobil dibakar, penjarahan dimana-mana, hal yang pertama gue lakukan ya ke wartel, menelepon ortu memastikan apakah di Jakarta baik-baik saja. Berhubung informasi waktu itu cuma dapat dari TV, ga terlalu banyak gue mengetahui apa yang  sebenarnya terjadi. Kalau kemudian ternyata banyak warga keturunan Tionghoa yang menjadi korban pembunuhan dan perkosaan, baru saya tahu setelah kejadian berakhir karena tidak ditampilkan di media. Mengerikan sekali, tanggal 13, 14 dan 15 Mei 1998 merupakan salah satu lembaran hitam yang tidak boleh terulang lagi. Baca selengkapnya disini.
Setelah kerusuhan Mei, gelombang demonstrasi semakin banyak yang menuntut Soeharto mundur dari jabatannya sebagai presiden RI. Tanggal 21 Mei 1998 akhirnya Soeharto lengser dan digantikan oleh BJ Habibie. Mulailah era reformasi. Sebenarnya saya tidak menyangka secepat itu Soeharto turun, apa mungkin karena demonstrasi yang terjadi secara besar-besaran atau desakan dari para pembantu terdekatnya? Saya tidak tahu, tapi kalau nanti reformasi gagal, kira-kira siapa yang akan lengser?   

 6. Serangan 9/11 WTC
Segera setelah serangan WTC, saya diberi tahu teman sekamar untuk menonton TV. Saya cukup kaget dengan yang saya lihat, gedung kembar WTC terbakar dan kemudian ada ulangan sebuah pesawat yang menghantam gedung tersebut. Amerika diserang, itu yang terpampang di TV dan kemudian berita mengenai Pentagon. Chicago punya gedung tinggi juga, Sears Tower, yang hampir sama tingginya dengan WTC, makanya pusat kota Chicago juga di evakuasi. Serangan dengan skala yang besar seperti ini pasti memakan banyak korban, dan bukan hanya itu, dampak yang ditimbulkan pasti akan panjang. Setelah hampir 10 tahun berselang, 9/11 masih menyimpan banyak misteri dan perang yang ditimbulkannya belum berakhir sampai sekarang.

 7. Gempa dan Tsunami Aceh
Terus terang, saya baru mengenal yang namanya kedahsyatan tsunami secara nyata ketika terjadi tsunami di Aceh. Gempa 9.1 SR yang diikuti dengan tsunami yang terjadi tanggal 26 Desember 2004 besar sekali dampaknya. Hampir seperempat juta orang meninggal yang tersebar di 14 negara. Saya rasa tsunami ini yang terbesar sepanjang sejarah.

 8. Gempa Yogyakarta 
Pada tanggal 27 Mei 2006 terjadi gempa berskala 6,2 SR di daerah Yogyakarta dan sekitarnya. Gempa tersebut memporak-porandakan bangunan di daerah Bantul, kota Yogyakarta terus sampai ke Klaten dan Solo.
Karena hanya berselang kurang dari dua tahun setelah gempa Aceh, gempa yang pusatnya ada di laut ini sempat membuat warga berlarian karena takut terkena tsunami. Karena orang tua saya tinggal di Yogya, maka setelah kejadian berselang sebulan, saya sempat kesana dan melihat kerusakan yang terjadi. Saya sempat bertemu dengan para pengungsi di Bantul dan saya lihat relawan-relawan asing maupun dalam negeri sangat sigap membantu para korban gempa tersebut. Walaupun masih banyak pengungsi yang hidup di tenda-tenda seadanya dan penuh sesak, tetapi mereka masih sangat sumringah, tidak tampak trauma atas kejadian yang menimpa mereka. Sekarang, sudah banyak rumah-rumah dibangun kembali dan keadaan sudah normal seperti sedia kala.  

 9. Gempa dan Tsunami Jepang
Tanggal 11 Maret 2011 akan selalu dikenang oleh warga Jepang sebagai hari dimana bencana terbesar dalam sejarah modern Jepang tercatat. Gempa 9.1 SR yang berpusat di laut bagian timur Jepang memicu gelombang tsunami setinggi 10 meter yang menyapu kota-kota pesisir timur Jepang. Segera setelah terjadi tsunami tersebut, berita-berita mengenai keganasan tsunami pun tersebar di dunia maya. Kejadian ini hanya berselang 6 tahun setelah tsunami Aceh. Jepang adalah negara dengan ekonomi ketiga terbesar di dunia, dimana industri elektronik dan mobil menjadi motor penggerak utama.
Sepertinya gempa terus menerus terjadi dan korban pun silih berganti, ada apa gerangan dengan bumi kita.

Yuk cari tauk!

Semenjak ada internet, orang menjadi lebih mudah untuk mencari informasi, mari kita gunakan kemudahan tersebut. Gue pun mulai membiasakan diri untuk surfing setiap menemukan istilah-istilah yang asing atau baru, walaupun sebenarnya sudah ada bayangan akan apa maksudnya. Terutama setelah ada Wikipedia, kemudahan mendapatkan informasi (dan bahkan sharing informasi) menjadi lebih cepat dan mudah. Ini beberapa tempat di internet yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi secara cepat:




Atau gunakan saja kolom Search yang gue sediakan.

    Sabtu, 09 April 2011

    Maut Signs


    Terkadang orang suka sembarangan menggunakan atau menempatkan lambang bahaya. Pernah saya lihat lambang bahaya radioaktif sebagai elemen pemanis dalam sebuah acara tv. Padahal kita tahu bahwa acara tv adalah merupakan konsumsi publik. Entah mengerti atau tidak, tapi lambang yang berlaku secara umum tersebut akan berpengaruh pada kepentingan publik dan bukan untuk menyenangkan sekelompok orang apalagi artis. Ketika gue melihat lambang bahaya, lambang tersebut bukan hanya untuk gue tapi juga yang lainnya. Jadi, lebih baik jangan bermain-main dengan perlambang maut tersebut. Berikut perlambang bahaya dan penjelasan singkatnya:




    Warning sign
    Lambang peringatan agar hati-hati.



    High-voltage warning
    Lambang peringatan bahwa ada instrumen tegangan tinggi di sekitar area.





    Racun Berbahaya X-Skull
    Segala sesuatu material yang dapat mematikan biasanya ditandai dengan lambang X-Skull ini.







    Bahaya Ledakan Atmosphere
    Ketika atmosphere ada pada level tertentu yang bisa dengan mudah menimbulkan ledakan kita akan menemukan lambang ini.





    Material Berbahaya
    Biasa digunakan untuk menandai barang atau produk yang mengandung material berbahaya.


    Bahaya Biohazard
    Apabila terdapat ancaman substansi biologi yang berbahaya bagi mahluk hidup seperti misalnya sampah medis, mikroorganisme, racun dan lain-lain.






    Bahaya Radioaktif Trefoil
    Bahaya radiasi biasanya dilambangkan dengan lambang trefoil ini.











    Addendum: Kalau bicara mengenai tv yang error pernah juga saya dengar berita breaking news  ketika gempa di Jepang. Si pembawa beritanya berkali kali menyebut prefecture miyagi sebagai miyabi. Beda satu huruf memang tapi apa dia ga bisa dengar dan baca kalau NHK ngomongnya Miyagi? Pernah lagi waktu Osama dikabarkan tewas, lebih banyak lagi yang error bedain Obama dan Osama. Mau serius apa main-main sih...

    Jumat, 08 April 2011

    Harga Sebuah Kenyamanan Hotel

    Seorang teman singgah di kota kampung halaman saya. Berhubung saya punya kamar kosong, jadi saya tawarkan saja tinggal ditempat saya. Daripada tinggal di hotel, lagian juga sekalian silaturahmi. Tapi ternyata teman saya menolak, jadi, ya sudahlah.

    Hotel memang nyaman untuk ditempati. Bayangkan saja, baru di pintu masuknya aja kita sudah disambut dengan senyuman dan sapaan selamat datang. Fasilitas komplit, keamanan terjaga dan servis memuaskan.

    Hotel memang tempat yang cocok untuk menyenangkan hidup. Pagi-pagi sekali kita sudah disuguhi sama hot tea dan hot boiled egg. Mandi juga pakai air panas. Kolam renang dengan air hangat. "Pokoknya semua serba hot, el. Rutinitas Hotel X memang membuat kita seperti konsumen yang harus dipenuhi kebutuhan-kebutuhannya." kata teman saya.

    Lalu bagaimana dengan tagihan yang harus dibayar, soalnya hotel dengan fasilitas berbintang biasanya sangat mahal. "Ya kalau masalah harga memang mahal, kemarin hampir ngabisin banyak." Ya, hotel memang sumber rezeki bagi orang tapi yang hot-hot ini ternyata biayanya sangat mahal, tapi bukan gue kan yang bayar, yang nangkring di hotel yang harus bayar. Kalau gue yang ngerti harga, pikir-pikir dulu kalau mau check in, menurut gue moneynya juga hot.

    Fly me to the moon...

    Lagu ini pertama kali gue dengar dari midi ringtone yang gue dapat dari orang sekantor dulu. Gue suka lagunya tapi ga pernah gue cek lagu aslinya dan siapa yang nyanyi. Pas sepupu gue kebetulan lagi nonton anime Jepang, eh...gue dengar deh liriknya yang dijadiin OST. Dari wiki gue akhirnya tahu kalau originalnya Frank Sinatra yang nyanyi. Sekarang sudah gue load mp3-nya.

    Wah, jadi ngerti artinya apa nih lagu...bener deh...nggak nyangka...

    Kamis, 07 April 2011

    Semua Tentang Bumi

    It's in the blackened bones
    Of bridges I have burned

    So don't apologize
    I'm losing what I don't deserve

    What I don't deserve
    LP - Burning In The Skies

    Bumi beserta isinya adalah sebuah amanah yang harus dijaga kelestariannya. Selama ini mungkin kita hanya menerima begitu saja apa yang dianugerahkan kepada kita, sehingga tidak punya cukup inisiatif untuk menjaganya, tapi malah punya cukup kesempatan memanipulasinya. Atau mungkin kita lelah melihat persaingan, sehingga, mengambil cara termudah mendominasi setiap pengambilan keputusan. Atau mungkin keputusasaan dan ketidakberdayaan memaksa kita melangkah kearah dimana posisi kita dapat tetap bertahan dan berlari.  
    Tapi, sudah seharusnya manusia mulai berpikir kalau apa yang dipertaruhkan disini adalah bumi beserta isinya, yang berarti termasuk manusianya juga. Kalau manusia tidak berempati terhadap alam, dan memaksakan kehendak karena menganggap dirinya pintar tapi tidak mau tauk, cuma membuktikan kita memang tidak peduli pada bumi. 
    Jawa diprediksi akan tenggelam padahal belum digoyang seperti Jepang. Pasrah dengan kenyataan tersebut atau mulai berhenti dan mengambil tanggung jawab. Tuhan YME sudah  memberikan kita semua satu bumi untuk ditempati, satu bulan yang menerangi malam dan satu matahari untuk memberi kehangatan. Mau menuju kemana lagi selain yang sudah ditempati sekarang. Mengharapkan lebih daripada itu adalah kesalahan besar. 
    It's not about me, we and us alone, tapi ini mengenai kalian semua dan masa depan mereka. Apa kalian pantas mendapatkan satu putaran lagi or this will be the last? Sangat sulit memberikan kepastian bahwa pengrusakan yang dilakukan adalah untuk yang terakhir kalinya selama dunia masih berputar dan kita tidak mau peduli. Stt (off the record)...tapi mungkin ada enaknya juga kali ya kalau kemudian terjadi perubahan iklim secara global dan di indonesia jadi bisa main ski.  


    Push The Button
    Tekan Tombolnya 

    Rabu, 06 April 2011

    Nama-Nama Warna Yang Unik dan Artinya

    Selama ini kita hanya mendengar warna-warna yang umum dan artinya, seperti misalnya merah berarti berani dan agresiv, biru berarti ketenangan dan kebebasan, hitam berarti kematian (baju hitam-hitam menandakan kematian) dan putih berarti suci. Tapi ternyata ada banyak warna-warna lain yang juga mempunyai arti khusus. Berikut nama-nama warna yang unik dan artinya:

    Baltic amber ball - very rare Cerambycidae - body 6 mm
    Amber
    adalah sebutan untuk warna oranye kekuning-kuningan yang berasal dari sebuah material fosil resin kayu bernama amber. Amber terdiri dari 75% warna kuning dan 25% warna merah. Warna amber pertama kali disebut di Inggris pada tahun 1500. Amber diasosiasikan dengan warna api dan untuk aliran kepercayaan merepresentasikan energi spiritual.


    Celosia argentea var. cristata


    Amaranth
    adalah sebutan untuk warna merah terang keunguan. Amaranth pertama kali disebutkan dalam bahasa Inggris pada tahun 1690. Dalam kebudayaan barat, warna ini diasosiasikan dengan immortality (keabadian).





    Coral
    Beauty under the sea. Amazing colors of coral and sea creatures. under, water, ocean, sea, creatures, plants, caribbean, atlantic, pacific, scuba, snorkel, diving, dive, coral, shelf, algae, depth, padi, divers, explore, Matt; Anderson; fine; art; gallery adalah sebutan untuk warna oranye-merah jambu. Pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris pada tahun 1513. Dalam filosofi hindu, coral dipakai untuk warna cakra yang pertama (muladhara).








    Lana Vida "Hannah" - Crimson
    Crimson
    adalah sebutan untuk warna merah terang yang agak tua dan berasal dari serangga bernama Kermes yang sudah dikeringkan. Warna crimson banyak digunakan sebagai warna lambang institusi, biasanya institusi pendidikan. Warna crimson juga diasosiasikan dengan api dan darah para ksatria sahid (ini untuk tujuan atau konteks agama kristen).






    Indigo
    Ajna-Chakra-2012-awakening-dna
    adalah bahasa Spanyol untuk warna nila yaitu antara biru dan ungu. Indigo dipakai untuk warna pada chakra keenam (Ajna atau Mata ketiga) yang terletak di tengah dahi. Indigo juga merepresentasikan intuisi dan pengetahuan spiritual.








    Turquoise Birthstone for DecemberTurquoise
    adalah sebutan untuk warna hijau kebiru-biruan. Turquoise juga sebutan untuk Turki dalam bahasa Perancis dan juga nama sebuah batu yang banyak terdapat di Turki. Turquoise mempunyai efek menenangkan.












    Animasi untuk Olimpiade 2012 London

    Setahun lagi waktunya untuk 2012 dan begitu juga Olimpiade yang diselenggarakan di London. Beberapa animasi untuk menyemarakkan acara spektakuler yang menjadi ajang  pertandingan antar bangsa ini pun bermunculan di Internet. Berikut animasi yang menampilkan Wenlock (W) dan Mandeville (M) maskot dari logam untuk Olimpiade London 2012:



    "The Whole World Will Be There." Saya rasa itu tema Olimpiade yang sekarang. Animasi yang bagus, hanya saja kenapa maskotnya bermata satu yang kemudian  dapat menimbulkan konotasi negatif. Bahkan Nickelodeon (Sponge Bob) dan banyak anime Jepang menempatkan monster bermata satu sebagai tokoh antagonis. Beberapa agama pun menempatkan mahluk bermata satu sebagai dajjal atau antichrist. Mungkin hal tersebutlah yang membuat orang bertanya-tanya ada apa dibalik arti maskot tersebut.

    Ada satu lagi animasi yang dikeluarkan oleh Kongres Olimpiade untuk menyemarakkan Olimpiade London yang akan datang. Tapi karena ga bisa di embed,  saya sediakan linknya saja, soalnya lumayan bagus sih animasinya. Coba lihat aja disini.

    Lalu bagaimana dengan logonya Olimpiade London 2012 berikut ini:
    Lambang berwarna pink dan yellow ini juga ternyata banyak yang protes karena selain terbaca 2012, bisa juga terbaca zion (dibaca dari kiri atas kebawah zi-on). Setidaknya sudah ada satu negara, Iran, yang mengancam hengkang dari Olimpiade 2012 tersebut. Ya, kalau dilihat memang ada "i" yang dipaksakan dengan menambah elemen kelima yaitu titik (berupa kotak) ditengah gambar. Elemen kelima tersebutlah yang menimbulkan kontroversi.

    O, jadi karena titik ya...bener dong kata pepatah: akibat nila setitik rusak susu sebelanga. Gimana, masih tertarik untuk merayakannya?

    Selasa, 05 April 2011

    Iklan Yang Membuat Kita Berkata emmh...



    Bahasa Microsoft Office professional...Clippy 1997-2004 DED, any questions? Who is Office's Clippy Killer? W hand sign?
    Clippy ternyata munculnya tahun 1997 ya, Office 97 mungkin.

    Senin, 04 April 2011

    Kejadian-Kejadian Yang Gue Perlu Catat (1)

    Setelah bicara teror mungkin selanjutnya kita bicara kejadian besar yang terjadi yang masih gue bisa ingat dari gue lahir sampai sekarang. Anggap aja catatan kecil untuk dikenang, lagian sepertinya daftarnya akan tetap bertambah, jadi dimulai sekarang aja.

     1.  Kematian Arie Hanggara. 
    Gue masih SD waktu kejadian meninggalnya Arie karena disiksa ibu tirinya. Kejadiannya di cikini, jadi lumayan dekat sama sekolah. Mungkin, karena masih kecil makanya horornya tuh ga ilang-ilang. Tapi itulah, kekerasan rumah tangga yang melibatkan anak dibawah umur memang kenyataannya sangat megerikan, apalagi sampai anak tersebut kehilangan nyawa. Bocah 8 tahun yang disiksa orangtuanya ini menghembuskan napas terakhir tanggal 8 November 1984.  

    2. Runtuhnya Tembok Berlin
    Tembok berlin memisahkan jerman barat dan jerman timur pada periode setelah perang dunia II. Demonstrasi besar-besaran terjadi pada September 1989, yang berlanjut pada bulan-bulan berikutnya. Dan akhirnya, pada tanggal 9 November 1989 jerman timur mengumumkan membuka perbatasannya yang kemudian disambut dengan tindakan para demonstran menyeberang ke jerman barat. Segera setelah perbatasan mulai dibuka, tembok yang sudah penuh dengan coretan-coretan tersebut mulai dibongkar sendiri oleh orang-orang yang ingin menyimpan sisa reruntuhan tembok sebagai souvenir. Jerman pun akhirnya mengalami reunifikasi. Baca selengkapnya disini

    3. Jatuhnya Uni Soviet  
    Setelah Glasnost dan Perestroika yang dimaksudkan untuk perubahan Uni Soviet kearah keterbukaan politik dan ekonomi, partai komunis mulai hilang kendali atas media yang biasanya menyokong kebijakan pemerintah. Kemudian negara-negara pakta warsawa pun mulai berjalan sendiri-sendiri. Seiring dengan revolusi yang melanda eropa timur dan kemorosotan ekonomi, pada tanggal 25 Desember 1991 pemerintahan Uni Soviet berakhir dan munculah negara federasi Rusia. Baca selengkapnya disini

    4.  Kematian Lady Di 1997
    Berita kematian Lady Di memang mengejutkan semua orang, termasuk gue. Gue ingat waktu itu gue masih anak kost dan baru mau masuk semester kelima. Kaget, tapi informasinya masih simpang siur, maklum tahun 1997, informasi belum selancar sekarang. Kecelakaan mobil hitam Mercedes Benz W140 S-Class pada terowongan Pont de l'Alma di Paris memang tidak langsung merenggut nyawa Lady Di karena sempat dibawa ke rumah sakit, walaupun kemudian nyawanya tidak tertolong. Setelah investigasi lanjutan diketahui bahwa Paul, supir yang membawa Diana dan Dodi kehilangan kendali pada kecepatan 95-110km/jam dan menabrak pilar. Pemakaman Lady Di melibatkan banyak orang dan selebritis, Elton John menyanyikan lagu Candle in the wind. Kontroversi kematian Di sampai sekarang masih dipeributkan karena kemungkinan adanya konspirasi yang melibatkan MI6 dan adanya mobil putih Fiat Uno yang tidak terlacak keberadannya. Ketika hidup Lady Di pun penuh kontroversi, dimana ada Di pasti ada yang mengikuti, dimana ada Di pasti ada yang membicarakan. Media pun sering sekali membicarakan Lady Di. Lady Di pun sering sekali ditempel sama paparatzi, yang kemudian malah menghantarkannya kepada kematian. Lady Di selama hidup adalah tumpuan rakyat Inggris dalam menjembatani kemurahan dan kebaikan hati mereka, lalu akankah ada keadilan mengingat kematian Di masih dipertanyakan? Hmmm, cerita yang tragis untuk seorang putri yang terkenal akan kebaikan hatinya. Baca selengkapnya disini.

    Lady Di (1 Juli 1961 - 31 Agustus 1997)

    Yes, gambarnya dari koleksi perangko gue! Siapa sangka kisah sang putri yang seperti di negeri dongeng berakhir dengan tragis. Sekarang kisah cinta bak dongeng tersebut melekat pada anaknya, Pangeran William, yang baru saja menikah dengan Kate Middleton. Setahu saya cincin safir biru Lady Di sekarang diturunkan ke Kate. Hmmm, gue juga sebenarnya punya cincin yang mirip kayak gitu, hadiah ulang tahun dari ortu tapi udah lama banget, tahun 96. Gue ga tahu kalau cincin tersebut mirip dengan cincin Lady Di, baru sekarang setelah heboh cincin pertunangannya Kate gue tahunya. Wah, ga jadi deh beli imitasi cincin yang lagi dihebohkan tersebut, soalnya udah punya sih!  



    Bumble Bee is Coming!

    BEE M W


    Bumble bee is coming!!!! Office Killer!!! Pertanda apakah kalau ada kumbang tiba-tiba muncul. Kata orang sih harus teriak "pahit, pahit" biar ga disengat. Setelah teriak-teriak kok ga pergi-pergi juga, malahan nyarang. Hmmm, kumbang datang mencari bunga untuk dihisap madunya. Tapi kok malah kesasar ya.

    Di masyarakat, kumbang seringkali diumpamakan sebagai seorang laki-laki, sedangkan bunga adalah perempuan. Sebuah metafora yang sering digunakan dalam puisi, syair dan lagu. Mungkin karena sifat alaminya sama kali ya, laki-laki sifatnya aktif dan perempuan bersifat pasif, begitu juga dengan kumbang dan bunga. Laki-laki sifatnya memburu dan perempuan adalah korbannya, begitu juga dengan kumbang dan bunga.
    Jadi, kalau begitu perempuan adalah korban yang pasif? Sebagai perempuan saya akan berkata ya, pada kenyataannya begitu. Apakah untuk jaman sekarang sudah berubah atau harus diubah? Sedikit banyak mungkin sudah berubah, tapi saya rasa tidak mungkin melawan alam. Andaikan ada yang bilang "Oh, wanita sekarang sudah aktif dan harus aktif." Terus terang saya malah berpikir, aktif bagaimana, aktif untuk dijadikan korban? Bagaimanapun perempuan adalah makhluk yang lebih lemah dan harus dilindungi, menjadikannya aktif bukan berarti perempuan menjadi tidak rentan. Malah mungkin bisa lebih rentan karena lemah dan aktif bukan sifat yang mendukung. Lalu bagaimana dengan menjadikan perempuan tangguh? OK, tapi pikirkanlah, perempuan tangguh yang aktif bukankah terlalu muluk? Kira-kira generasi yang seperti apa yang akan dihasilkan oleh perempuan tangguh dan aktif dan complicated? Ada yang mau bereksperimen dengan hal ini?
    Gue bukan kaum feminis, gue juga setuju perempuan menjadi seorang wanita karier dan bisa membantu keluarganya. Hanya saja tidak untuk membuat seorang perempuan menjadi wonder woman, karena sebagai wonder woman, tetap saja dia adalah korban karena harus kehilangan sifat kewanitaannya. Naruh perempuan di medan perang? "Beta kan mau keliatan tangguh," katanya. Nanti dulu, Wonder Woman aja bilang, masih ada Superman kali ya...


    Lalu bagaimana dengan nasib kumbang yang tersesat? Bingung, ga bisa keluar, soalnya sekelilingnya tembok dan kaca. Si kumbang sedih soalnya ga bisa mencari bunga keluar. Bunga pun sedih si kumbang ga kunjung datang.
     
    Bee dengan barcode dibadannya.

    Minggu, 03 April 2011

    Simbol Penting yang Tak Terdengar

    Didalam sebuah sirkuit komputer, terdapat dua state yaitu voltase 1 dan voltase 0 karena sistem yang digunakan adalah sistem biner. Tetapi, bagaimana ketika komputer tersebut dalam keadaan mati? Ternyata, ada yang menyebutnya sebagai state Mu.

    Ketika sebuah pertanyaan tidak mengandung jawaban ya dan tidak yang valid, maka Mu dipakai oleh kaum Discordian sebagai jawaban yang benar, yang berarti: "Jawabannya tidak bisa terjawab karena menggunakan asumsi yang salah." 

    Lalu apakah Mu?

    Mu (無?) (Bahasa Jepang/Korea) atau Wu (Bahasa China yang disederhanakan: 无; Bahasa China tradisional: 無; Mandarin Pinyin: wú; Jyutping: mou2), adalah sebuah kata dimana ditranslasikan beragam sebagai "not", "nothing", "without", "nothingness", "non existent", "non being", or sederhana saja sebagai "no thing". Dalam Bahasa China, Jepang dan Korea hal tersebut biasanya digunakan dalam kombinasi perkataan sebagai sebuah prefix yang mengindikasikan ketiadaan akan sesuatu, contohnya, 无线 wúxiàn/無線 musen/무선 museon untuk "wireless".

    Jadi bagaimana, bisa menjadi tambahan kosakata pribadi?

    Sumber: Wikipedia

    Teror dalam Kehidupanku

    2001
    Dalam satu dekade ini kayaknya yang namanya teror sudah mewarnai kehidupan gue. Ketika tragedi 911, gue lagi ada di amrik, tepatnya di Chicago. Memang sih kejadiannya di New York dan Washington DC, tapi tetap aja suasana mencekam setelah tragedi tersebut masih ada di ingatan gue. Bagaimanapun 911 adalah kejadian yang mengubah sejarah dunia.
    2002
    Ketika gue pulang tahun 2002, kurang dari dua bulan setelah kembali ke tanah air, ada teror bom yang cukup besar pula di Bali. Teror tahun 2002 ini memakan korban meninggal sampai 202 orang karena tempat lokasi kejadian yaitu Paddy's Pub dan Sari Club nampaknya lagi penuh-penuhnya. Saya cuma nonton di TV tapi melihat rekamannya aja seperti de javu.
    2003
    Tahun 2003, kantor gue di kuningan lumayan dekat dengan lokasi bom berikutnya, Mega Kuningan. Waktu itu tanggal 5 Agustus pas jam makan siang, tapi, tidak seperti biasanya gue malas makan dan memilih untuk tetap dikantor. Ga tahu kenapa tumben banget gue ga turun keluar, jadinya pas bom terjadi gue ada didalam dan gue lihat kaca bergetar sambil diiringi suara dentuman keras. Awalnya gue kira itu adalah petir tapi teman sekantor melihat ada asap dari arah Mega Kuningan. Ternyata bom...lagi.
    2004
    Setahun berikutnya, 9 September 2004 gue datang ke kantor rencananya mau pergi lagi ke tempat klien. Gue sebenarnya sudah akan berangkat jam 9 pagi, tapi seorang teman minta ditungguin karena mau ke WC. Ga tahu kenapa lama banget ke WC, katanya sih karena WC-nya rusak jadi harus antri. (Hmmh kayak WC ga ada aja di setiap lantai.) Akhirnya, baru jam 10 lewat pergi ke kliennya, untung ga macet. Di jalan kami ga tahu kalau telah terjadi sesuatu, mobil yang kami pakai memang agak berisik, baru pas di tempat klien kami dengar kabar ada bom lagi. Hah, kantor kedubes Australia kan baru aja kita lewatin, jadi bomnya hanya berselang beberapa menit dong setelah kita lewat. "Don, kalau lu lamaan sedikit lagi di WC-nya, kita udah mati kali." Alhamdulillah kita bisa selamat.
    2005
    Tahun 2005 bom bali gue hanya nonton di TV bagaimana seorang backpacker melakukan bom bunuh diri di Jimbaran dan Kuta Bali. Tragedi mengerikan yang selalu berulang.
    2009
    Tanggal 17 Juli 2009, bom mengguncang Jakarta lagi. Kali ini gue lagi di rumah. Lagi dalam masa penyembuhan setelah pulang dari RS. Lokasi bom di JW Marriott Mega Kuningan dan Ritz-Carlton. Ada tujuh korban meninggal dan 50 lainnya luka-luka. Sebenarnya tahun 2007 gue ada tawaran kerjaan di sekitar lokasi kejadian, tapi gue tolak karena alasan pribadi. Yah untunglah tidak jadi, karena mungkin saja gue lewat lokasi tersebut pada pagi hari.

    Teror bom memang selalu menciptakan trauma yang mendalam pada masyarakat, mudah-mudahan kepolisian dapat menuntaskan perkara bom ini sampai ke akarnya tanpa memfitnah kelompok tertentu secara berlebihan karena dalang sesungguhnya kemungkinan masih bebas berkeliaran di luar sana. Sebagai penutup, gue punya video iklan para keluarga korban 911 yang akan segera ditayangkan untuk mempertanyakan bagaimana gedung 7 dapat runtuh hanya karena terbakar:

    Share

    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites Gmail More