My Facebook

not shown

Selasa, 22 Maret 2011

Menelaah Film, Mengapa Tidak?

Banyak orang yang suka nonton film untuk mengisi waktu senggang, sebagai hiburan, atau biar dibilang gaul. Gue sendiri ga terlalu suka nonton film tapi sekali-sekali aja. Cuma, sebelum gue nonton, biasanya gue cek dulu tuh film mengenai apa, ratingnya dan genrenya. Terus, kalau masalah mengapa gue menelaah film, mungkin buat referensi aja. Buat gue sendiri dan juga yang lain kalau berminat.

Dalam menelaah film, gue cuma buat review sederhana aja dan mungkin sedikit pendapat dari gue sendiri. Ga bisa gue buat serumit yang seperti di VC, Jossie and the Pussycats misalnya. Menelaah film seperti itu pasti butuh pengetahuan dan pengalaman yang lama. Jossie and the Pussycat dalam review tersebut bercerita mengenai seorang gadis yang masuk ke industri musik bersama dua teman lainnya. Di industri musik yang penuh intrik seperti kekerasan, tipu daya, pengendalian pikiran dan pencucian otak, Josie mendapat banyak masalah. Walaupun kemudian, diakhir cerita Josie berhasil menghilangkan masalah tersebut. Terlepas dari alur cerita filmnya, apa yang diperlihatkan di film tahun 2001 tersebut mengenai industri musik, ternyata menjadi kenyataan di masa sekarang. Josie sendiri sebenarnya adalah potret artis jaman sekarang yang menjadi boneka para produsernya.

Yang menarik dari menelaah film adalah pada bagian kesimpulannya. Kalau seperti contoh film diatas, kesimpulannya adalah mengenai bagaimana film tersebut menyampaikan kritik terhadap industri musik, tapi secara bersamaan sebenarnya juga sedang melakukan hal yang dikritisi tersebut.

"This is the movie’s way of saying that even though it has let you in on the joke, the movie is still part of the plans. In other words, the biggest joke in the movie… is you."            
 "Ini adalah cara film mengatakan walaupun filmnya mengajak kalian untuk melakukan guyonan, filmnya masih bagian dari sebuah rencana. Dengan kata lain, guyonan yang terlucu di film tersebut adalah kalian."     
Makanya kita harus pintar menyikapi apa yang kita lihat, kita dengar, salah salah kita di cuci otaknya untuk jadi orang yang munafik yang akhirnya malah jadi korban. Dalam sebuah grand design, segala sesuatu bisa berbalik arah.

0 comments:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites Gmail More