Pernah dengarkan cerita-cerita hikayat rakyat yang berbentuk legenda dan mitos? Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa punya banyak sekali cerita hikayat, soalnya masing-masing daerah punya cerita sendiri-sendiri.
Ada banyak sekali aliran keyakinan dan sekte di dunia, dan beberapa diantaranya yang menggemparkan dunia dibahas di blog ini. Tulisan terdiri dari tiga bagian, bagian pertama dan kedua membahas aliran sesat yang berujung maut. Tulisan ketiga membahas aliran yang dianggap sesat dan sedang berkembang dewasa ini.
Terkadang kita menemukan dua hal yang persis sama pada suatu kesempatan, baik itu nama, wajah, tanggal lahir dll. Akhir-akhir ini gue menemukan beberapa hal yang kebetulan menyamai diri gue yang gue bahas disini.
Ketika sebuah Be-eM-We melaju kencang di sebuah jalan bebas hambatan yang cukup ramai, kira-kira apa yang akan terjadi apabila Be-eM-We tersebut menikung U-turn? B.M.W. tersebut bisa menyebabkan kecelakaan, sanksi tilang dan denda, tabrakan beruntun, kematian...atau mungkin malah tidak ketahuan dan lolos. Seperti misalnya yang pertama ini, cukup diam-diam minggir dan kemudian menikung ketika jalan sedang sepi. Jelas mobil ini ga ada yang ngeliat makanya selamat alias ga ketahuan. Binal!
Lalu bagaimana dengan kasus yang kedua ini, jalan malam yang sepi dan ga ada yang liat, tapi hampir ketangkap sama polisi pas lagi U-turn. Palingan denda dan kena sanksi. Mindless!
Lalu apa worst case untuk sebuah U-turn. Nah, coba pertimbangkan kasus yang ketiga ini, sebuah kasus extreme yang merupakan hasil rekayasa aja. Di suatu titik tikungan U-turn dalam balapan mobil ada banyak penonton yang berdesak-desakan menyoraki dan memberi semangat. Mereka menganggap ini pertunjukan yang bagus dan kata-kata dukungan mereka tidak henti-hentinya diteriakkan. Banyak diantaranya dengan kaki kotor dan badan basah oleh peluh bersinggungan dan memegang tali biru pembatas. Ya, mereka rela berkotor-kotor demi kegembiraan. Perempuan-perempuan pesorak dan polisi pun tampak di beberapa titik menjaga tali biru tersebut agar tidak diterabas. Satu mobil, dua mobil, dan yang ketiga...loh kok yang datang sebuah bus berisi penuh penumpang dengan kecepatan tinggi. Tuh bus melakukan U-turn dengan tiba-tiba...ciit gubrak. Kebayangkan apa yang terjadi, bukan hanya busnya yang kecelakaan, tapi para penonton juga kesapu oleh badan bus. Tapi, gimana bus bisa nyasar ke arena balap mobil? Hmmm, mungkin aja terjadi kayak di adegan film Speed-nya Keanu Reeves (mas nunu), bus-nya menerima ancaman semacam bom waktu dan supirnya ga bisa menurunkan kecepatan busnya. Wicked!
Jadi, ini contoh supir-supir U-turn, dua yang tidak keliatan dan yang ketiga yang hasil rekayasa diketahui oleh banyak orang dan akan menyapu banyak orang. Dan ternyata masih banyak sopir-sopir U-turn lainnya kalau kita liat di jalanan, kalau tidak dicegah, mereka akan seperti pembawa pesan kematian.
Titik U-turn adalah titik dimana sebuah keputusan diambil untuk berbalik arah dari perencanaan semula. Melepas sebuah tanggung jawab, mengorbankan sesuatu, kehilangan dan terlepas menuju arah sebaliknya. Pembalikan arah akan membawa ketitik awal, ketitik mula, ketitik nol, ketitik seperti tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya, ketika tidak pernah ada rencana, tidak ada catatan, tidak ada sejarah, ketitik ketika ada yang terlupakan dan dilupakan. Pembalikan arah artinya ada yang dialphakan. Pada akhirnya, semua rencana buyar, usaha akan sia-sia, hasil akan hilang, tujuan hanya sebuah kenangan. Tercerai. Tergantikan.
Ini semua harga untuk mendapat sebuah tiket, tiket transportasi untuk kabur dari sebuah kejadian menyeramkan dan menyedihkan. (o) Sebuah tiket travel yang akan memastikan sebuah itinerary yang sudah dirancang khusus oleh si pemilik travel. Tiket yang expensive yang terkadang memakai mata uang asing seperti Euro. Hanya sedikit orang bisa ikut travel tersebut. Tapi, sedikit orang yang sudi membayar dengan harga yang sudah ditentukan, sudah cukup untuk memastikan jadi atau tidaknya sebuah perjalanan.
Ah, tiket travel yang mahal hanya diperuntukkan bagi orang malas yang ingin sesuatu yang pasti, pasti berangkat dan pasti pulang. Orang-orang yang katanya menghargai waktu sehingga harus pulang tepat pada waktunya. Harga mobil ini juga expensive, tapi kalau didapat dari santa pada waktu Xmas eve mau ga?
By that I mean, I think that it is true that politics and political heroes have to satisfy our need to be greater than mortal in some way, and that's led them into creating illusions, sound bites, focus groups that tell you what to do. Sydney Pollack
Kalau misalnya anda disuruh menceritakan atau memberikan alibi dan keterangan palsu atau keterangan yang belum tentu kebenarannya (masuk ke fitnah mungkin ya), seharusnya ada kesadaran bahwa kepalsuannya tidak akan pernah ditujukan untuk kebaikan bagi orang yang diberi keterangan palsu tersebut. Melainkan, hanya untuk melancarkan rencana-rencana dari orang yang menyuruh anda. Dengan memberikan keterangan atau alibi palsu, anda memposisikan diri anda sebagai lawan dari pihak yang dibohongi, bukan sebagai orang yang bisa diajak berdialog. Karenanya orang yang diberi keterangan palsu dapat dilihat sebagai korban akibat tidak adanya kesempatan untuk membela diri maupun mendapat perlakuan positif. Keterangan dan alibi palsu adalah bukti tidak adanya komitmen untuk memberikan solusi nyata dalam suatu permasalahan. Pelaku alibi dan keterangan palsu tidak seharusnya mempunyai asumsi bahwa masalah akan selesai dengan keterangan palsu tersebut, tapi malah menjadi bagian dari masalah baru.
Ketika seseorang memberikan alibi atau keterangan palsu, pasti terbersit pertanyaan, maksud atau kesalahan apa yang telah dilakukan sampai dia harus memberikan alibi dan keterangan palsu. Alibi dan keterangan palsu bukanlah sesuatu yang gampang dilakukan, ada hukum dan aturan yang dilanggar, baik itu hukum dan aturan agama, masyarakat, ataupun negara. Lalu, akan ada pertanyaan lagi, apakah akan ada korban atas maksud atau kesalahan tersebut, bagaimana kemudian sebuah tanggung jawab atau hukum dapat dirubah dengan alibi dan keterangan palsu tersebut.
Kemudian, kalau keterangan palsu tersebut ternyata menggunakan kekuatan untuk melindungi kepalsuannya, berarti sama saja membawa seluruh kekuatan tersebut untuk melawan korban, atau lawan yang dibohongi dengan alibi dan keterangan palsu tersebut. Bukan hanya itu, pelaku alibi dan keterangan palsu yang kemudian mendapatkan keuntungan berupa fasilitas atau kemudahan, sama saja menguatkan posisi orang-orang yang bersebrangan dengan si korban. Apalagi kalau fasilitas yang didapatkan mobil, rumah, gedung mewah serta kenyamanan lainnya.
Lebih jauh lagi, seperti apa sebenarnya posisi dan hubungan korban dengan pencetus alibi dan keterangan palsu, serta kenapa dibutuhkan alibi dan keterangan palsu. Bisa saja untuk memfitnah keterkaitan atau ketidakterkaitan korban dengan si pencetus alibi dan keterangan palsu. Lalu, bagaimana kalau alibi dan keterangan palsu dipakai untuk memberatkan seseorang atau bahkan menghilangkan nyawa seseorang.
Alibi dan keterangan palsu untuk kedepannya juga dapat dipakai untuk memeras orang-orang yang diuntungkan dengan alibi palsu tersebut. Pemerasan yang dilakukan juga bukan hal yang enteng karena dapat merugikan orang lain atau orang banyak. Efeknya akan terus berganda dan mengikat.
Alibi dan keterangan palsu juga digunakan untuk menjerat korban yang dirugikan atas alibi dan keterangan palsu untuk melakukan perbuatan yang sama. Memberikan contoh yang jelek yang bisa diikuti untuk menjadi bagian dari masalah.
Tapi satu hal yang pasti, orang yang mau terlibat dan diuntungkan dengan alibi dan keterangan palsu, memandang korban atau lawannya lebih lemah posisinya dan tidak berbahaya. Sehingga posisinya aman. Masalahnya, andaikan posisi si korban memang lebih lemah, tapi belum tentu akibat yang ditimbulkan kecil. Hal tersebut tergantung dari pihak-pihak lain yang dibawa atau diuntungkan oleh adanya alibi dan keterangan palsu tersebut.
Orang-orang yang melakukan alibi dan keterangan palsu sebenarnya hidup terkungkung dan in the mercy of others, karena rasa tidak aman dapat timbul kapan saja sehingga mereka selalu membutuhkan naungan. Naungan untuk mendapatkan keselamatan dan rezeki juga sebenarnya sudah menyekutukan Allah SWT. Lagipula, yakinkah kalau naungan tersebut akan menjaga pelaku alibi dan keterangan palsu, dan bukannya malah mengancam para alibi palsu tersebut? Selain juga sudah mengancam kehidupan korban dimana alibi dan keterangan palsu tersebut ditujukan.
Alibi dan keterangan palsu juga terkadang dibungkus dengan alasan agama dan keyakinan. Yang harus diingat, cuma sekte sesat yang menyakiti diri sendiri dan orang lain untuk mendapatkan hidayah.
Alibi dan keterangan palsu tidak akan terjadi kalau orang mau mendengarkan hati nurani. Akhirnya saya cuma mendapatkan kenyataan, bagaimana orang-orang yang penuh dengan kepalsuan sekarang ini terkunci tanpa bisa melakukan hal yang baik dan benar lagi. Semenjak akhir masa SMA saya sampai sekarang, banyak sekali saya menemukan kasus keterangan palsu yang kalau mau ditelusuri, maksud sebenarnya adalah bertujuan untuk membuat orang-orang yang terlibat menjadi munafik, karena mengetahui masalahnya belum selesai tapi tidak punya cukup inisiatif untuk menyelesaikan masalahnya. Buat jelasnya, mungkin harus baca contoh referensi dari wikipedia ini.
Ketika kemudian masalahnya berkembang dan melibatkan orang-orang dari latar belakang dan prinsip moral yang berbeda tapi kemudian seiya sekata dalam melakukan alibi dan keterangan palsu, maka alarm sudah seharusnya berbunyi, kenapa dua kubu, hitam dan putih misalnya bisa saling terkait. Satu-satunya muara yang bisa menyatukan keduanya pastinya hal yang bersifat duniawi, dimana hal yang bersifat duniawi punya tanggung jawab di dunia selain tanggung jawab di akhirat.
Siapapun korbannya, terdeteksinya keterkaitan tindakan antara dua kubu yang berbeda tersebut adalah alarm yang seharusnya tidak bisa diabaikan karena suatu saat bisa menjadi sebuah efek domino karena adanya tanggung jawab duniawi tersebut, terlepas dari motif sebenarnya mengapa dua kubu disatukan. Motif yang cukup kuat untuk menyatukan dua kubu yang berbeda biasanya hanya dua: yang bersifat uang dan kedudukan, dan yang bersifat agresi ditujukan ke kedua kubu tersebut. Makanya, ketika keduanya bermain akan ada bom waktu yang siap meledak kapan saja. Masalah yang ada didepan mata ini kemudian berlaku untuk semuanya.
Bicara soal efek domino, nonton yang ini aja ah biar relax...
Ribuan tahun sudah berlalu sejak jaman Nabi Adam dan Hawa (Eve) dipertemukan kembali di bumi setelah terpisah cukup lama akibat terusir dari surga. Perkembangan yang terjadi kemudian melibatkan kaum hawa yang dapat berperan ganda didalam maupun diluar rumah. Salah satu peran perempuan di luar rumah adalah perannya dalam perkembangan teknologi. Berikut tiga perempuan yang mempunyai peranan paling penting dalam perkembangan teknologi informasi (cukup jadul juga sih) :
1. Ada Lovelace
Yang pertama yang paling penting adalah Augusta Ada King, atau the Countess of Lovelace yaitu anak dari sastrawan Lord Byron dan Anne Isabella Milbanke. Dia adalah seorang ahli matematik yang dikenal dengan nama kecil “anak perempuan dari parallelogram”. Dia diajarkan matematika dan ilmu pengetahuan karena orang tuanya tidak menginginkan dia menjadi sastrawan seperti mereka.
Dia terlibat dengan dunia teknologi pada tahun 1843 ketika dia mentranslasikan pekerjaan dari catatan Luigi Menabrea mengenai mesin analisis Charles Babbage.
Sekarang, catatan-catatan translasinya dipercaya sebagai algoritma yang pertama efektif untuk pengoperasian mesinnya. Itulah yang membuat Ada Lovelace dipertimbangkan sebagai programmer komputer pertama.
2. Grace Hopper
Perempuan selanjutnya yang berperan penting dalam hal teknologi adalah Admiral Hopper. Dia bukan programmer perempuan pertama tapi dia yang pertama mendapatkan gelar PhD dalam bidang matematik dari Yale. Dia juga wanita pertama yang mendapat gelar Admiral dari U.S. Navy.
Selain sebagai pembuat compiler komputer yang pertama pada tahun 1952, Admiral Hopper mengembangkan COBOL (Common Business-Oriented Language). Dia adalah yang pertama dalam mempopulerkan istilah bug dan istilah debugging yang sebenarnya populer ketika dia mencoba mengeluarkan ngengat dari komputer yang biasa dipakainya.
Dia juga berperan penting dalam pembuatan bahasa pemrograman FLOW-MATIC untuk komputer UNIVAC I dan II.
3.Jean Bartik
Bernama panjang Betty Jean Jennings, para wanita menyebut Jean Bartik sebagai salah satu dari beberapa wanita yang bekerja untuk ENIAC.
Setelah menamatkan kuliahnya di Departemen Matematik pada Northwest Missouri State Teachers College, dia di "beli" oleh the University of Pennsylvania untuk bekerja pada Army Ordnance di Aberdeen Proving Ground tahun 1945.
Disana dia bertemu Kay McNulty, dan menjadi salah satu programmer pertama ENIAC. Bartik melanjutkan bekerja disana ketika program buatan ENIAC menjadi komputer program pertama yang terpenting yang dapat dipasarkan.
Namanya sekarang dipakai sebagai nama salah satu museum di Northwest Missouri State University.
Sumber: MaximumPC.
Kalau menurut cerita Nabi Adam dan Siti Hawa, mereka sebelumnya ada disurga, tapi dikirim ke bumi karena iblis yang terbentuk atas api merayu Siti Hawa dengan buah terlarang dan Hawa memakannya. Kesalahan ini kemudian membuat mereka diturunkan ke bumi. Untuk sebagian orang, buah terlarang adalah buah pengetahuan, perumpamaan agar kemudian di dunia, generasi penerus Adam dan Hawa menggunakan pengetahuan dengan bijak. Kalau saya sendiri tidak mau memakai perumpamaan untuk menerangkan kitab suci, terima aja apa adanya, yang terlarang ya dihindari. Makanya mungkin kaum feminis diluar sana tidak terlalu suka dengan cerita Nabi Adam dan Siti Hawa. Bahkan diluar sana, ada yang memakai iblis penghasut sebagai lambang gerakan mereka. Baca disini.
Ya sudah, jaman hawa alias eve telah berlalu, nah setelah tiga perempuan TI diatas, ayo ibu3 ... dan para gadis siapa yang mau mendapat tiga tiara berikutnya?
Mungkin kalau TI agak susah dan lama kali ya, jadi bagaimana dengan yang ini saja sebagai puteri-puteri indonesia:
PS: masayu clara, alisya rininta sangat fotogenik (mojang pariyangan?), pasti alisya punya pengarah gaya yang mengarahkan gimana posisi kepala dll. OutSTANding!
April, bulan keempat dari suatu tahun, terkenal dengan April Mop-nya dimana orang ngerjain orang lain dengan maksud membuat lelucon (BT atau kurang kerjaan?). Entah apa sejarahnya, tapi berdasarkan riset gue sendiri (googling sejarah april mop) ternyata sejarahnya emang ga jelas bahkan ada kemungkinan memperingati sebuah tragedi di Spanyol. So, mendingan ga ikut-ikut deh ngerayain April mop dengan ngerjain orang habis-habisan. Lagian mop kan artinya nyapu/ngepel ngapain juga nunggu bulan april kalau mau nyapu/ngepel.
Nyasar ke april mop deh...padahal gue cuma mau cerita. Kejadiannya dibulan april tahun lalu ketika gue sadar kalau ada masalah yang harus dibicarakan, tapi gue ga bisa langsung bicara karena gue tahu benar orang-orang yang gue mau ajak bicara ga punya komitmen yang sama alias berseberangan dengan gue. Gue udah pernah mencoba bicara tapi nihil, nuduh sembarangan juga malah disangka orang gila nanti. Sebenarnya sih mungkin kalau mereka melihat masalah sebenarnya dan konsekuensi yang akan dihadapi ya pasti ga akan separah ini. Jadi ya gitu deh...ibaratnya akan terjadi tsunami, tapi alarmnya ternyata kecil banget (gampang di downplay) dan orang-orangnya sudah ngerasa terlindungi sama dinding tebal sehingga pada anteng semua.
Akhirnya, bulan april lalu secara ga sengaja gue memaparkan konsekuensinya, dan walah kacamata kudanya pada lepas. Lalu masalah selesai? Ga, soalnya manusia cenderung melakukan kesalahan yang sama secara berulang dan tidak pernah belajar dari kesalahan. April mop aja selalu berulang setiap tahun dan masih aja ada yang kena getahnya. Tapi, untunglah april mop tahun lalu sudah terlewatkan...dan cerita di bulan april? Ya, masih ada bulan april berikutnya.
Ketika dalam masa penyembuhan, gue belajar gerakan-gerakan dan pernapasan Yoga. Karena sakit gue berhubungan dengan aliran pembuluh limfatik, maka Yoga dapat sangat membantu. Dari yang gue tauk, pembuluh darah limfatik mengalir berdasarkan ritme dan tekanan yang pelan dan dengan arahan tertentu. Gerakan-gerakan Yoga yang mengalir pelan memang ditujukan untuk membersihkan (flushing) titik-titik kelenjar yang banyak terdapat di sistem pembuluh darah limfatik. Yoga memang berfungsi untuk membantu tubuh mengeluarkan racun-racun yang ada didalam tubuh dimana tempat racun-racun tersebut adalah di pembuluh limfatik. Yoga adalah solusi yang murah ketimbang gue melakukan pijatan limfatik yang harus dilakukan oleh tenaga profesional di RS (mahal loh biayanya, satu paket ratusan ribu rupiah). Gue jadi inget kalau masih punya sisa paketnya untuk kunjungan beberapa kali lagi...tapi udah kelamaan sih, lewat pertengahan tahun 2008, udah angus kali. (Yang harus diingatkan, pijatan limfatik tidak boleh dilakukan ketika ada infeksi, soalnya infeksinya bisa menjalar kemana-kemana).
Yoga untuk kesehatan memang dapat bermanfaat, tapi harus diingatkan bahwa Yoga merupakan philosofi dari India, dimana mayoritasnya beragama Hindu dan Budha, yang bertujuan membangkitkan tingkat kesempurnaan spiritualisme. Tidak heran kalau National Fatwa Council di Malaysia mengeluarkan fatwa haram melakukan Yoga karena memang Yoga mempraktekkan ajaran agama lain.
Kalau saya sendiri sebenarnya sudah tidak pernah Yoga lagi, tapi menurut pendapat pribadi saya, pelatihan Yoga secara fisik (bukan mental dan spiritual) memang baik untuk dilakukan karena keteraturan gerakan yang pelan tersebut tidak kita dapatkan pada gerakan senam-senam biasa. Mungkin pada titik tertentu dimana Yoga sudah mengarah pada pembentukan dan perubahan mental dan spiritual, kita harus berhenti. Makanya penting untuk mempelajari Yoga dan filosofinya sebelum kita menerapkannya, agar kita mengetahui dititik mana kita harus berhenti. Ingat bahwa Yoga tidak hanya membersihkan titik-titik limfatik, tapi secara philosofi juga membersihkan titik-titik chakra yang ada di tubuh kita, bahkan lebih jauh lagi menghilangkan sifat keduniaan yang sebenarnya sudah secara harfiah melekat di diri setiap manusia. Suka nonton Avatar, The Legend of Aang kan? Ketika Aang hendak naik menuju ke dunia Avatar, maka dia harus membersihkan dan melepaskan semua beban duniawi, baik itu kesalahan, kekhilafan ataupun perasaan dan hubungan yang terjalin di dunia. Seperti sampah yang menyumbat dan harus segera dibuang. Aang nampaknya susah sekali melepaskan Katara sehingga ga bisa naik keatas, menggantung dan memacetkan jalan, tidak bisa melanjutkan pembersihan kesalahan-kealahan yang terjadi pada simpul chakra berikutnya, padahal semuanya harus bersih. The show just can't go on.
Jadi, coba pikirkan bagaimana pembersihan chakra ini dilakukan, yaitu dengan melepaskan atau menghilangkan setiap kesalahan dan masalah yang dibuat di setiap simpul chakra. Hal tersebut sangatlah berbeda dengan agama samawi, dimana kita hanya bisa terlepas dengan hal duniawi setelah kita mati, dan kepastian mengenai pertimbangan semua kesalahan-kesalahan kita didunia hanya didapat pada saat hisab nanti. We just can't simply ignore each other and lightly ascending. Menghilangkan yang duniawi sama saja menghilangkan agama samawi yang merupakan aturan dalam menjalani hal yang duniami.
Bahkan kekuatan fisik yang kita dapat dari berlatih Yoga juga sebenarnya kalau kemudian dirasa sudah tidak wajar maka harus distop. Sebagai manusia kita tentu tidak mau menyalahi fitrah kita, dimana kita tiba-tiba bisa menjadi manusia luar biasa alias SUPER.
Banyak orang yang suka nonton film untuk mengisi waktu senggang, sebagai hiburan, atau biar dibilang gaul. Gue sendiri ga terlalu suka nonton film tapi sekali-sekali aja. Cuma, sebelum gue nonton, biasanya gue cek dulu tuh film mengenai apa, ratingnya dan genrenya. Terus, kalau masalah mengapa gue menelaah film, mungkin buat referensi aja. Buat gue sendiri dan juga yang lain kalau berminat.
Dalam menelaah film, gue cuma buat review sederhana aja dan mungkin sedikit pendapat dari gue sendiri. Ga bisa gue buat serumit yang seperti di VC, Jossie and the Pussycats misalnya. Menelaah film seperti itu pasti butuh pengetahuan dan pengalaman yang lama. Jossie and the Pussycat dalam review tersebut bercerita mengenai seorang gadis yang masuk ke industri musik bersama dua teman lainnya. Di industri musik yang penuh intrik seperti kekerasan, tipu daya, pengendalian pikiran dan pencucian otak, Josie mendapat banyak masalah. Walaupun kemudian, diakhir cerita Josie berhasil menghilangkan masalah tersebut. Terlepas dari alur cerita filmnya, apa yang diperlihatkan di film tahun 2001 tersebut mengenai industri musik, ternyata menjadi kenyataan di masa sekarang. Josie sendiri sebenarnya adalah potret artis jaman sekarang yang menjadi boneka para produsernya.
Yang menarik dari menelaah film adalah pada bagian kesimpulannya. Kalau seperti contoh film diatas, kesimpulannya adalah mengenai bagaimana film tersebut menyampaikan kritik terhadap industri musik, tapi secara bersamaan sebenarnya juga sedang melakukan hal yang dikritisi tersebut.
"This is the movie’s way of saying that even though it has let you in on the joke, the movie is still part of the plans. In other words, the biggest joke in the movie… is you."
"Ini adalah cara film mengatakan walaupun filmnya mengajak kalian untuk melakukan guyonan, filmnya masih bagian dari sebuah rencana. Dengan kata lain, guyonan yang terlucu di film tersebut adalah kalian."
Makanya kita harus pintar menyikapi apa yang kita lihat, kita dengar, salah salah kita di cuci otaknya untuk jadi orang yang munafik yang akhirnya malah jadi korban. Dalam sebuah grand design, segala sesuatu bisa berbalik arah.
Kebanyakan pengalaman nyaris mati, NDE, dialami oleh orang-orang yang belum pernah mempunyai pengalaman tersebut alias ND Inexperience. Mengapa? Mungkin karena mereka yang NDI merasa tidak akan apa-apa sehingga tidak waspada.
Lalu bagaimana dengan video dua pendaki gunung naas yang mengalami Near Death Experience ini:
Kalau sudah jatuh seperti ini apakah pendakiannya diteruskan ya? Kasihan sekali perempuannya, kalau yang megang kamera sih kayaknya mau lanjut tuh, "tenang-tenang, kameranya masih bisa muter, jadi kalau nanti jatuh lagi masih bisa terekam dan bisa terkenal di YouTube!"
Jadi ingat sama Clara Sumarwati, pendaki perempuan Gunung Everest pertama dari Indonesia yang katanya ga diakui kalau tahun 1996 pernah berhasil mencapai puncaknya. Foto-fotonya ga memadai katanya, abis mukanya cuma keliatan separo sih. Tapi walaupun dia sakit dan masuk RSJ, kalau memang sudah ada foto-foto-nya kenapa ga diakui? Mungkin harus bawa orang TV sekelas Desi Anwar kali ya biar diakuin.
Kalau kita punya barang bagus, terkadang kita berpikir panjang untuk meminjamkan barang tersebut ke seseorang bahkan ke teman sekalipun. Apalagi kalau barang tersebut adalah pemberian atau mungkin titipan dari orang lain. Maklumlah, karena kalau terjadi apa-apa belum tentu orang yang kita kasih pinjam mau bertanggung jawab, iya kalau orangnya baik kalau ga baik gimana dong? Toh pemegang tanggung jawab sebenarnya ada ditangan yang memberi pinjaman.
Andaikan punya sendiripun pastilah sayang banget untuk dipinjam dan kita jadi sangat hati-hati meminjamkannya. Kalau dipinjam juga kita harus tahu untuk apa dan dalam kapasitas apa. Memangnya sampai sejauh mana sih barang-barang pribadi dapat dipinjamkan? Makanya, dalam hal pinjam-meminjam, motif dari yang mendapat pinjaman biasanya lebih dianalisa. Lalu, apakah motif dari si pemberi pinjaman bisa menjadi tidak penting?
Didalam masyarakat yang sudah seharusnya semakin kritis, motif si pemberi pinjaman harusnya juga di pertimbangkan. Apalagi kalau barang tersebut cukup fragile atau dapat menimbulkan konflik karena harga yang mahal misalnya. Ada niat apa kok dengan mudahnya meminjamkan barang sebagus ini? Bahkan apabila motif si pemberi malah kemudian melilit yang meminjam ya ga baik juga nantinya.
Tulisan ini hanya untuk menyadarkan betapa pentingnya komunikasi dan keterbukaan dan juga agar motif-motif terselubung tidak menjadi beban orang lain dikemudian hari. Lah nanti kalau ada yang komentar gini: "Emangnya lilin, gampang dipinjam-pinjam. Kalo lilin diminta juga nggak apa-apa."
Di jalanan kemaren gue lewat perempatan yang memang sedang macet-macetnya. Didepan mobil gue, kebetulan ada perempuan bawa anak dan terduduk di pinggiran jalan. Karena kondisinya terlihat memperihatinkan gue yang lagi tersendat-sendat mobilnya, melengos sebentar dan terus ga tauk kenapa tangan gue yang lagi megang uang receh otomatis ngelempar uang receh tersebut. Eh, pas gue lihat kaca spion, gue lihat si ibu bengong dan ngeloyor pergi meninggalkan uang recehnya di jalanan.
Oy...ternyata gue salah menebak...mereka bukan pengemis jalanan yang suka gendong anak dipinggir jalan ... mungkin memang lagi break alias istirahat dijalanan. Maaf ya bu...soalnya lagi buru-buru...
Bicara soal pengemis, ada banyak cara yang mereka lakukan agar lebih meyakinkan. Kalau benar sih ga apa-apa, kita wajib nolongin, tapi banyak juga yang nipu. Misalnya, bawa-bawa anak kecil salah satunya, pura-pura sakit, pura-pura buta, pura-pura menjadi orang tua (bisa ga ya?), dll deh. Tapi pasti ada alasan untuk mereka sampai melakukan hal ini. Dan menurut gue, alasan mereka mungkin sama dengan alasan yang kita gunakan sehari-hari dalam mengambil setiap keputusan untuk bertahan hidup.
Terkadang rezeki dapat datang tiba-tiba, eh tapi tunggu, jangan GR dulu, soalnya apa benar rezeki yang datang berasal dari sesuatu yang baik dan halal. Jangan-jangan rezekinya dari sumber yang ga jelas, apalagi zaman sekarang, dimana segala sesuatunya saling terkoneksi dan uang seakan-akan lebih berharga dari segalanya.
Lalu gimana tauknya kalau uang yang dihasilkan memang dari sumber yang benar? Susahlah ngejawab yang beginian. Tapi menurut gue ada beberapa hal mendasar yang perlu diperhatikan ketika kita menerima rezeki:
1. Prinsip kewajaran --> maksudnya segala sesuatu harusnya proporsional, dari kemampuan dan keterampilan yang kita miliki, dari kerja keras kita, dari efisiensi dan efektifitas kerjanya (bukan kerja bodong), dari lamanya waktu kita mendapatkan hasil, dan dari banyaknya rezeki yang didapatkan. Untuk yang terakhir ini harusnya selalu diingat bahwa resiko berbanding lurus dengan jumlah uang yang ingin didapat. Sesuatu dengan resiko yang besar maka hasilnya akan besar pula, begitu pula sebaliknya. Kalau resiko kecil tapi uang yang dihasilkan besar nah perlu deh curiga. Ketidakpastian juga sebuah resiko. Makanya ketika orang bisa mendapatkan hasil yang lumayan besar dengan resiko ketidakpastiannya rendah akan cukup mengherankan (kecuali kalau sudah mapan). Jadi kalau ada yang menawarkan yang pasti-pasti aja, pasti dapet, pasti untung, pasti langgeng dsb, curigalah akan biaya yang menyertainya yang tersembunyi dibalik kepastian tersebut.
2. Prinsip kehati-hatian --> maksudnya ga gampangan menurut terhadap bujukan yang tidak masuk akal atau bahkan bujukan yang masuk akal tapi tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat secara umum. Jangan subjektif, karena yang namanya identitas (dalam bentuk apapun: suku, agama, gender, status sosial, background dan umur) gampang dipalsukan dan dimanfaatkan.
3. Pertimbangkan persyaratan yang disyaratkan baik yang bersifat umum, terselubung atau rahasia. Syarat umum biasanya tidak berbahaya, yang berbahaya adalah yang terselubung atau bersifat rahasia. Nah yang rahasia inilah yang harusnya diwaspadai kenapa harus dirahasiakan. Berbahayakah bagi orang lain atau diri kita untuk kedepannya? Yang pasti, ketika digunakan syarat-syarat yang sebenarnya ga ada hubungannya sama sekali dengan urusan yang bersangkutan nah kita harus curiga. Pokoknya syarat-syarat yang ridiculous dan ludicrous lebih baik jangan diikuti, walaupun syarat tersebut negligible alias ga berarti apa-apa menurut pendapat kita.
4. Tidak merugikan dan mempersulit orang lain.
Jangan merugikan pihak ketiga karena tanggung jawab yang terbesar bukan berada pada pihak ketiga. Pihak ketiga adalah orang-orang selain pihak pelaksana dan pihak peminta.
5. Faktor ketergantungan. Identifikasi dari keterkaitan dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan rezeki tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung.
Wah, kapan jadi kaya kalau banyak yang harus dipikirin? Yah, ga semuanya memang yang dapat terpenuhi, tapi cobalah pertimbangkan baik-baik point-point diatas. Semakin berkuasa dan maju seseorang, maka harus semakin banyaklah hal-hal yang perlu dipertimbangkan. Uang dan jabatan yang mudah didapat pasti mudah juga pergi, tapi kalau rezeki yang halal pastinya ga kemana-mana.
Kalau kita menemukan sesuatu yang dianggap resikonya nol alias pasti-pasti aja, bukankah artinya sesuatu tersebut tidak mempunyai nilai atau nothing to lose? Mudahnya orang mendirikan bangunan saat ini ditengah banyaknya musibah dan bencana seperti gempa dan tsunami bukankah sebuah bukti bahwa nilai sebenarnya dari bangunan tersebut adalah tidak ada alias nol?
Pada intinya, kalau kita sudah merasa seperti berada di negeri dongeng, waspadalah!
Survival of The Fittest
Lagipula, rezeki juga ga melulu uang dan hal-hal yang bersifat materi. Jangan sampai rezeki yang bersifat materi dan yang terlihat, yang berasal dari olahan manusia, menyepelekan atau merendahkan rezeki atau anugerah yang langsung diciptakan oleh Tuhan YME, yaitu alam dan mahluk hidup yang ada didalamnya. Jangan sampai melihat orang-orang yang tidak mendapat rezeki materi sebagai orang-orang yang tidak beruntung karena tidak mendapat rezeki yang terlihat, padahal orang-orang tersebut adalah mahluk hidup yang merupakan karunia Tuhan YME. Siapa tahu rezeki yang berupa materi dan kasat mata malah datang dari jin... lebih tidak beruntung lagi bukannya?
Masalahnya, orang cenderung berputar pada poros yang sama. Ketika mereka terjebak didalam sistem hutan rimba dimana yang menang adalah yang lebih kuat, solusi yang mereka tawarkan adalah solusi dimana mereka bisa menjadi lebih kuat. Yang pertama, bisa dengan usaha melampaui yang lebih kuat dari mereka, seperti meningkatkan sumber daya untuk diolah menjadi sumber kekuatan baru. Yang kedua, dengan menindas yang lemah atau dengan merangkul yang lebih kuat. Alasannya, mereka takut yang lebih lemah akan mengalahkan mereka apabila mereka tidak menjadi lebih kuat, bahkan lebih gila lagi, mereka akan mengatakan membuang mudharat yang ditimbulkan oleh kekalahan ketika kebobrokan diungkap. Padahal kalah dan menang seharusnya hal yang biasa. Makanya, solusi yang mereka lakukan akan memberi jalan untuk mempertahankan sistem agar tetap berada di hutan rimba, yaitu, yang lebih kuat yang hidup. Dan ini berarti, ketika mereka tahu bahwa ada yang jauh lebih kuat dari mereka dan tidak bisa mereka lampaui, maka sebenarnya mereka sadar kemana takdir akan membawa mereka.
Di dalam sebuah lingkungan dimana fear lebih dominan dibandingkan hal yang lain, maka solusi kedualah yang diambil. Akibatnya kemudian fatal karena mereka yang kemudian berhasil adalah mereka yang membuang resiko kekalahan tanpa harus menambah kekuatan dengan mengolah sumber dayanya dengan baik. Secara keseluruhan masyarakat akan menjadi lemah karena ketidakmampuan untuk mengolah sumber daya menjadi kekuatan yang dibutuhkan.
Dengan mengandalkan cara-cara termudah yang ada atau yang ditawarkan kita akan terjebak pada mengurangi resiko dengan cara mentransfer tanggung jawab atau menghilangkan tanggung jawab untuk diberikan kepada orang-orang yang berada diatasnya. Ketika sebuah solusi termudah ditawarkan, cobalah melihat ke sisi koin dibaliknya. Siapa yang terbebani dengan biaya hilangnya resiko akibat mengambil cara termudah yang ditawarkan tersebut? Pada akhirnya, kelompok yang terlemah dari masyarakatlah yang harus membayar beban resiko yang dihilangkan tersebut. Dan yang saya maksudkan adalah anak-anak, padahal, bukankah mereka adalah segalanya? Hmm..
Sebenarnya, saya kurang setuju dengan dua cara yang ditawarkan pada survival of the fittest. Karena sederhana saja, tanpa usaha untuk keluar dari sistem hutan rimba tersebut, kita semua pasti akan kalah. Lebih baik berhadapan dengan kebenaran dan menunjukkan niat baik daripada membawa semuanya pada jurang kehancuran.
Kita memang harus hati-hati ketika sedang berada di ruang publik. Bukan hanya karena banyak sekali yang kita tidak kenal dan tidak kita ketahui, tetapi juga karena di ruang publik, kebebasan kita dibatasi oleh norma dan tatib yang berlaku dimasyarakat.
Tapi bagaimana dengan jejaring sosial di Internet, apakah bisa dikatakan ruang publik? Bisa ya karena jejaring sosial cukup terintegrasi dengan search engine dan dapat menghubungkan seseorang dengan orang lain so, setiap orang bisa melihat walaupun cuma terbatas, tergantung setting-nya. Tetapi jejaring sosial bisa juga bukan merupakan ruang publik karena internet merupakan dunia maya sehingga definisi ruang secara fisik tidak tercukupi.
Lalu kejahatan apa yang mungkin terjadi di jejaring sosial? Banyak...pelanggaran dan penyalahgunaan privasi, pencurian data pribadi sampai yang sedang anget-angetnya... teror. Wah, jadi harus tetap waspada deh...
Bangunan-bangunan teraneh yang ada di dunia seperti apa ya? Kebetulan gue dapet dari villageofjoy.com.
1. The crooked house, Polandia
2. Forest Spiral - Hundertwasser Building, Jerman
Keren kan...mau lihat yang lainnya? googling aja ya disini.
Lalu bagaimana dengan bangunan kuno di Athena ini, tinggal pilar atau tiangnya doang, jadi ga bisa dipakai untuk berlindung. Tapi, masih tetap keren kan dan mendunia lagi...
All copyrighted materials that presented in this blog are property and copyright of their owners. Those materials are provided for educational purposes and personal use only.