1. Penggunaan Sunscreen
Akhir-akhir ini ketika gue keluar dan matahari lagi terik-teriknya, wajah akan terasa panas banget dan mata berasa silau. Biasanya gue ga terlalu khawatir karena gue selalu pakai krim tabir surya yang emang udah dari dulu menjadi penghuni setia di dompet kosmetik gue (jauh sebelum bb krim yang identik dengan SPF muncul). Kulit gue termasuk yang sensitif, makanya butuh perlindungan ekstra dan SPF 30+ biasanya sudah cukup melindungi kulit wajah gue. Sun Protection Factor (SPF) memberi perlindungan terhadap sinar ultra violet, UVA dan UVB, dari matahari, walaupun banyak produk yang ternyata hanya memblock UVB saja. Padahal, UVA sangat berbahaya bagi tubuh karena radiasi yang ditimbulkannya dapat membunuh tanpa ketahuan dan menyebabkan kanker. Label "broadspectrum" pada produk SPF mengindikasikan kalau produk tersebut juga dapat memblock UVA selain UVB, atau untuk produk-produk dari Asia, label yang digunakan adalah PA beserta tanda plus, dimana yang tertinggi saat ini adalah PA+++. SPF mempunyai nilai berkisar antara 8 sampai dengan 50, dimana diatas 50 tidak akan terlalu memberikan perlindungan tambahan yang berarti.
Tapi, walaupun sudah menggunakan produk SPF bukan berarti kulit kita sudah terlindungi. Gue aja sekarang ngerasa kalau produk SPF yang biasa gue pakai udah kurang efektif. Selalu aja ada patch gelap di kulit muka gue setelah gue berjemur (sebentar) di matahari (dulu ga begitu loh, produknya selalu sukses menjaga kulit gue). Mungkin perlu juga ditambah dengan foundation yang bisa menutup kulit dengan warna secara sempurna. Serangan matahari? Foundation + sunscreen here I come...
2. Asupan Antioxidant
Banyaknya suplemen berisi antioxidant dipasaran menandakan masyarakat sudah cukup sadar akan pentingnya antioksidan. Antioksidan dapat memproteksi tubuh karena menghambat proses oksidasi molekul-molekul di dalam tubuh yang dapat menghasilkan radikal bebas. Radikal bebas berbahaya karena bisa menimbulkan reaksi berantai yang merusak sel-sel dalam tubuh. Ada banyak sekali sumber-sumber antioksidan baru yang khasiatnya berlipat ganda dari yang biasa kita konsumsi sehari-hari, dan banyak yang berasal dari tanaman tropis negeri ini. Kita mengenal vitamin A, C dan E sebagai antioksidan yang baik yang bisa didapatkan dengan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan segar. Antioksidan lainnya adalah Lycopene yang bisa didapatkan dengan mengkonsumsi tomat, lemon atau semangka. Flavonoid, yang sering terdapat pada tanaman obat tradisional dan rempah-rempah, juga termasuk antioksidan yang berguna bagi tubuh kita. Pokoknya, kalau ingin tubuh kita sehat dan terbebas dari berbagai penyakit degeneratif, maka antioksidan adalah salah satu solusi yang akan menjaga tubuh kita dari serangan-serangan penyakit tersebut. Bahkan kalau tubuh kita mendapatkan virus dan bakteri (bakteri penyebab jerawat juga termasuk!) tak terduga, antioksidan dapat membantu tubuh kita untuk melawan serangan tak terduga tersebut.
3. Physical Exercise
Dulu sampai bosen kita disekolah mendengar kata "Men sana in corpore sano, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat" untuk menegaskan betapa pentingnya kesehatan tubuh kita (gue rasa mungkin pada masanya, ada benarnya perkataan tersebut, tetapi untuk masa modern sekarang ini dimana ada banyak faktor yang lebih kuat yang dapat mempengaruhi jiwa kita selain tubuh kita, maka gue agak meragukan arti dari kalimat ini). Walaupun gue agak ragu akan arti pernyataan ini, tapi bukan berarti tubuh menjadi tidak penting untuk kesejahteraan kita, karena kalau kita sakit pasti daya berpikir dan emosi kita akan terpengaruh. Latihan fisik secara teratur dan berkelanjutan memang penting untuk menjaga tubuh agar tetap sehat. Olah fisik dapat melancarkan peredaran darah, melatih otot, tulang dan jantung, serta membantu tubuh mengeluarkan racun lewat keringat yang keluar. Kekuatan fisik yang didapatkan dari olah tubuh secara teratur dapat menjaga kesehatan tubuh, sehingga minimal tubuh dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik. Bahkan, latihan fisik dapat membantu wanita menghadapi hal-hal yang tak terduga seperti berhadapan dengan orang jahat, mungkin tidak untuk melawan, tapi cukup punya kekuatan untuk bisa mengelak dan mengambil langkah seribu (kalau ibu-ibu biasanya larinya malah mengejar , tapi hal ini sangat tidak disarankan!). Latihan fisik sangat beragam bentuknya, mulai dari yang membutuhkan daya tahan yang ringan seperti berjalan kaki sampai yang berat seperti sepeda marathon. Ada juga yang butuh keahlian khusus seperti panjat tebing dan akurasi seperti bowling. Olah tubuh lain bahkan membutuhkan kerjasama team seperti basket. Untuk wanita, olahraga yang membutuhkan kelenturan seperti senam dan balet, atau yang membutuhkan konsentrasi seperti Yoga banyak diminati. Dengan pilihan yang banyak, maka para wanita dapat memilih olah tubuh yang sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan kesenangannya. Lebih enak dan nyaman rasanya melakukan latihan apabila tidak terpaksa atau memaksa diri. Gue sendiri memilih Yoga dan berjalan kaki sebagai bentuk latihan fisik yang gue sukai. Jalan kaki bisa dilakukan di tempat-tempat favorit pilihan kita atau hanya dengan memilih untuk naik busway (yang kita tauk beberapa jalanan koridor transitnya cukup panjaaang) daripada menggunakan mobil atau motor pribadi.
4. Self-Awareness
Biasanya perempuan lebih gampang aware dengan hal-hal yang berbau keindahan dan materi, pokoknya yang bagus, baru dan menarik pasti akan masuk waiting list daftar belanjaan kita. Ketika ada event perayaan, kita pun ingin tampil berbeda dan baru, at least kalau ga bajunya ya sepatunya, belum lagi tambahan aksesorisnya, tasnya, rambutnya... namanya juga perempuan, kitakan mikirnya semakin indah dan bagus maka akan semakin baik. Apalagi sekarang jamannya teknologi canggih, perempuan pun ingin yang terlihat bagus dan canggih tanpa mempertimbangkan rasio. Ada BlackBerry baru kepingin, ada iPad yang lebih keren kepingin, padahal ga butuh-butuh banget karena teknologi yang lama dan yang sudah dimiliki sudah mencukupi. Gue terus terang ga punya yang namanya BlackBerry (kasian deh gue...), makanya gue sering dibilang gaptek. Masalahnya, kenapa harus bangga kalau cuma bisa makai teknologi orang, malu dong, buatnya aja kita ga bisa kok makainya bangga. Lagian, kalau ilmunya aja kita ga punya, kok berani kita mimpi punya ini itu. Palingan kita jadi tergantung sama teknologi orang apalagi yang baru-baru tuh costnya mahal, bisa-bisa semakin berat aja kita menggantung...lah kalau nanti keberatan dan talinya putus gimana? (kasian deh lo...). Makanya, perlu juga untuk belajar mengerem dan mengenal siapa, apa dan bagaimana diri kita, seberapa cepat dan jauh kita bisa melangkah. Kalau ini saja kita ga ngerti, bisa-bisa tahun depan tergadai semua milik kita. Mungkin para perempuan harus bertanya pada diri mereka sendiri, apakah orang yang ingin kita terlihat lebih cantik, lebih bagus, lebih ini dan itu berarti orang yang mencintai dan menyayangi kita? Terlihat peduli mungkin, tapi loyalkah? (mengingat kemampuan kita yang terbatas). Apa mau kita diutak-atik, tuning sana-sini untuk mendapatkan leverage yang lebih itu, lalu bagaimana kalau sudah mentok? Masih ingatkan kasus perempuan yang dijanjikan mau dijadikan model, sudah dipoles sana, dipoles sini tapi ujung-ujungnya malah dieksploitasi?
Perempuan terkadang sulit untuk aware akan konsekuensi yang akan atau bisa dihadapi dalam sebuah situasi. Apalagi ketika lingkungan dimana mereka berada, memasang modus siluman atau stealth mode, maksudnya, tidak mengakui adanya permasalahan ketika sebenarnya ada permasalahan. Modus siluman mengabaikan permasalahan sehingga permasalahan akan semakin besar dan akan menimbulkan kerugian yang terbesar pada elemen terlemah didalam society (anak-anak dan perempuan). Bahkan ketika ada yang seakan-akan peduli dan bertanya mengenai sebuah permasalahan dan menjajikan solusi, perempuan tidak bisa percaya begitu saja. Karena, ketika yang bertanya dan berjanji tersebut adalah bagian dari permasalahan, sehingga menyebabkan si perempuannya terbentur pada solusi yang percuma, maka, hal tersebut bisa membuat dia putus asa yang malah akan mendorong perempuan untuk ikut mengingkari permasalahan. Ketika perempuan ikut mengingkari permasalahan (hypocrisy) sehingga melepaskan tamengnya, disinilah kekuatan jahat yang mengintai dapat tiba-tiba muncul dan mungkin berakibat fatal. Makanya ladies, kalau ada orang nongol mau memberikan solusi atau sekedar mengatakan "ceritakan dong ke Pram permasalahannya apa..." dan sok ngorek-ngorek masalah, jangan langsung percaya, karena kalau terbukti mereka adalah bagian orang yang ikut berkongkalingkong, hal-hal tersebut malah akan membuat perempuan tersebut dimanfaatkan. Jangan gunakan penilaian per individu karena dalam sebuah perkongkalingkongan tidak ada yang namanya inisiatif sendiri. Jadi, walaupun orang tersebut terlihat sebagai orang baik-baik atau si Pram ini mengaku ustadz dan memberikan banyak kebaikan, jangan mengharapkan apa-apa dari personality individual mereka, that's just the way they work. Seingat gue ada peristiwa mahasiswi yang ga nongol pas UAS, dibawa orang tauk-tauk dah sampai ke RS (dapet lampu "kuning" tuh). Eh, dejavu, mau berulang lagi kejadiannya ketika setelah pulang dari pusat perbelanjaan (untungnya prampuan ini udah pulang sekarang, kalau nggak, bisa-bisa dapet lampu "merah"). Banyak orang mengatasnamakan agama untuk aktivitas kriminal mereka, sehingga jangan sampai terhipnotis oleh tampang, perilaku santun dan atribut agama. Coba cek dulu keluarganya dan tempat tinggalnya dimana dia sudah berpuluh-puluh tahun tinggal, kalau ada yang ga beres atau aneh dengan kondisi keluarganya (ortu ga ada, istri/suami yang ditelantarkan, diceraikan dengan percekcokan, atau anak yang tidak ketahuan juntrungannya) maka sebagai perempuan, kita harus hati-hati.
Uang (dan peluang) ga bisa dijadikan patokan akan sebuah kebaikan. Kalau kita menerima uang, bukan berarti yang memberikan uang (dan peluang) baik sama kita, tapi kemungkinannya kita akan dimanfaatkan dengan banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi. Manfaat dan persyaratan yang seperti apa, harusnya bisa kita ukur dengan mengenal kemampuan kita dan batasannya apa. Apakah ada keanehan dan ketidak wajaran dari persyaratannya, misalnya berupa pengambilan hak diri sendiri atau orang lain sebagai syarat uang tersebut? Karena, ga bisa kita biarkan diri kita dimanfaatkan dan diarahkan dalam hal apapun hanya supaya bisa lolos untuk hari ini atau esok hari, atau untuk euforia sesaat, karena bisa jadi taruhannya adalah masa depan orang banyak atau diri sendiri yang memang ga bisa diukur dengan uang (dan peluang). Orang lain yang peduli dan menyuplai kehidupan dan penghidupan kita, belum tentu peduli dengan hidup dan nyawa kita. Banyak kasus dimana perempuan mendapat kehidupan dan penghidupan yang lebih baik seperti di negeri seberang pada akhirnya malah kehilangan nyawanya.
Terkadang orang yang kita bisa percayapun dapat melakukan tipu muslihat, hanya perlu sensitifitas kalau ada yang sedikit aneh. Contoh kasus ya, gue punya teman orang padang, dia didatengin saudara jauhnya (tauk sendirikan orang padang banyak banget saudaranya). Dia bawa teman yang menurut pengakuannya berasal dari padang juga. Sebenarnya teman gue ini udah curiga karena logat padang orang yang dibawa ini ga ada dan pas lihat ktp dia juga bukan lahir di padang tapi di jawa. Tapi, karena tingkah laku dan bawaan orang ini alim dan santun, temen gue nih percaya aja malah termotivasi dengan cerita-cerita suksesnya dan memberikan dia jabatan sebagai penanggung jawab. Lagian, bisnis yang dilakukan dengan saudara jauhnya ini juga menghasilkan keuntungan banyak karena kemudahan pasokan barang yang dia terima dari saudara jauhnya ini. Suatu saat temen gue nih menderita sakit tiba-tiba, sehingga harus ke RS. Ketika dia pulang dari rumah sakit, dia melihat rumahnya sudah porak peranda dan mendapatkan harta benda yang sudah dia dapat dari hasil jerih payahnya berbisnis selama ini hilang, hal-hal yang dia dapat sehingga impian-impian indahnya bisa terwujud hilang. Bisnisnya pun akhirnya ambruk karena uang kas dibawa kabur orang, dan teman gue ini kemudian menyalahkan orang bawaan saudara jauhnya yang hilang tak tauk rimbanya. Saudara jauhnya mengaku tidak tauk menauk masalah tersebut dan ikut menuding orang yang dia bawa (yang udah kabur entah kemana). Usut punya usut, ternyata bisnis yang selama ini temen gue lakukan menguntungkan bos saudara jauhnya karena dialah pemasoknya (bosnya semakin kaya). Temen gue pun akhirnya bangkrut karena utang yang harus dibayar dan modal awal yang sudah semakin tinggi untuk memulai bisnisnya. Dari cerita ini harusnya kita melihat kalau kecurigaan tidak bisa dianggap enteng, temen gue mungkin hanya kehilangan harta bendanya, tapi bisa jadi di cerita yang lain, orang akan kehilangan nyawanya. Sekali lagi gue tekankan, cek keluarganya dan tempat tinggalnya dimana dia sudah berpuluh-puluh tahun tinggal, kalau ada yang ga beres maka kita harus hati-hati. Awareness itu penting apapun situasinya, jangan hanya uang dan peluang saja yang dilihat.
Masalah awareness ga bisa ditampik dengan alasan yang ga jelas dasarnya apa. Terkadang, ada aja perempuan yang mengatakan "berserah diri aja sama yang diatas dan minta perlindungannya, insya allah akan aman-aman saja" ketika perempuan dinasehati untuk tidak sering pulang malam, atau menempuh rute perjalanan ditempat yang sepi, atau mengendarai sendiri motor kemana-mana. Mereka pun menjadi tidak hati-hati dan menganggap enteng apa yang sudah biasa mereka lakukan. Seakan-akan mereka bawa-bawa nama agama, tapi mereka tidak aware akan ketentuan-ketentuan dalam agama tersebut. Mereka hanya yakin pada dirinya sendiri kalau sudah mendapat blessing, tapi tidak yakin pada ketentuan dalam agama tersebut sehingga pelanggaran apapun bisa mengatasnamakan Tuhan. Ketika kita (gue termasuk) berjalan sendiri di tempat yang sepi misalnya, kita harusnya sadar sedang mengundang takdir buruk untuk terjadi sehingga akan selalu waspada. Kalau kuat keyakinannya akan ketentuan Tuhan YME, maka minimal kita tidak mau melakukannya lagi, apalagi kalau untuk mendapat kenaikan gaji (karyawati) atau menjadi aktivis sejati (mahasiswi). Lebih baik bekerja pada waktunya atau belajar lebih keras lagi daripada menghalalkan segala cara seperti diatas. Lagian, kita tidak sedang berada di surga dimana orang beriman pasti mendapat semua kebaikan (kesejahteraan, ketentraman) yang sudah dijanjikan Tuhan YME. Banyak perempuan mengejar kebaikan-kebaikan tersebut didunia, dengan sengaja melanggar tanpa menyadari akibatnya karena beranggapan hal tersebut ditujukan untuk kebaikan-kebaikan ini. Kekuatan orang-orang jahat muncul karena adanya hypocrisy seperti ini, makanya perlu untuk membangkitkan dan mengembalikan kesadaran dan tanggung jawab para perempuan, at least pada diri mereka sendiri. Kita sedang hidup di dunia dimana kejahatan bermacam-macam bentuknya dan dapat mengenai siapa saja, apalagi tanpa adanya awareness. Ilmu dan pengetahuan perlu ditingkatkan untuk membangun self-awareness tersebut sebatas apa yang bisa dilakukan oleh seorang perempuan.
Untuk menunjukkan betapa vulnerablenya perempuan dalam masa-masa perubahan alam dan lingkungan ini, maka berikut data yang gue dapatkan dari search engine mengenai kematian mahasiswi oleh berbagai sebab dalam satu tahun terakhir (dan daftarnya terus bertambah):
UPH, Caroline Oktavianie Tamboto, 25 Nov'11, 19th, Lippo village (kondo-dibunuh)
Trisakti, Arum Natalie Ratna, 12 Jan, depan Kompleks Istana Negara (RS- tertimpa pohon)
Unsuri, Suhartini, 15 jan, 20th, Sidoarjo (kubangan parit-dibunuh)
ITB, Angelina Yovanka, 5 Feb, 19th, Garut (sungai-tenggelam)
IT Telkom, Diayu Eritasari, 7 maret, 20th, dayeuhkolot (kos-dibunuh)
Syiah Kuala, Siska, 22 Maret, 20th, Lhokseumawe (RS-sakit tiba-tiba)
STAIN, Dakwatul Khoirot, 27 Mar, Pamekasan (jalan-kecelakaan motor)
IPB, Rifda Izatunisa, 30 Mar, 19th, Bogor (jalan-kecelakaan motor)
Stikes, Lilik Andriana, 5 April, 19th, Surabaya (rumah-dibunuh)
UIN Syarif H, Izzun Nahdiyah, 7 Apr, 24th, Tangerang (rumah pelaku-dibunuh)
STAIN, Afridarni, 2 Mei, 21 th, Bukittinggi (jurang-dibunuh)
UNDIP Fisip, Bunga Hoetami, 7 Mei, 20th, Semarang (jalan-kecelakaan motor)
Trisakti, Suharti La Popo, 9 Mei, 22th, Tangerang (jurang-dibunuh)
..., Noviani, 14 Mei, 22th, Pacitan (RSUD-overdosis miras)
..., Charstia Anggraeni, 6 Jun, 17th, Wonogiri (jalan-kecelakaan motor)
UNDIP Sastra Inggris, Natisa Listyani Nasiroh, 7 Jun, 24th, Semarang (jalan-jambret)
IPDN, Nesya Khairunisa, 16 Jun, 22th, Bandung (RS-sakit kanker darah)
Petra, Zaza Yesika Sinjaya, 19 Jun, 20th, Surabaya (kos-gantung diri)
STIAMI, Aprilia Indriyani, 3 Jul, 21th, Penjaringan (Hotel Pondok Kencana Indah-dibunuh)
UNS, Umi Khasanah, 23 Jul, 19th, Solo (jalan-kecelakaan)
UI, Lucia Novianti Dewi, 24 Jul, 23th, Pondok bambu (jalan-kecelakaan motor)
STIE Wira Wacana, Karin Kamba Ipu, 7 Agu, 22th, Waingapu Sumba Timur (RS-kekerasan)
STIKES Ahmad Yani, Desy Sriyudianti, 9 Agu, 22th, Cimahi (kost-dibunuh)
Unibraw, Lintang Chandra, 10 Agu, 21th, Madiun (jalan-kecelakaan motor)
Unika Kupang, FB, 27 Agu, 22th, Kupang (kos-aborsi)
STKIP, Azizatul Sakdiyah, 1 Sep, 22th, Klatakan Situbondo (warung pantai-dicekek)
Sementara yang hilang:
Trisakti, Nadia Dwi, Nov '11, 20th (ditemukan)
UI, Nurul Fitriyah, Juni, 23 th (ditemukan)
Makanya proteksi itu penting, ga bisa jugakan korbannya kalau cuma disuruh ngomong "jangan dong...". Tapi, bukan berarti proteksi hanya untuk para mahasiswi aja lo. So, the next para ibu, para istri...harus hati-hati dan waspada karena sekarang bukan saatnya positif thinking lagi, jaman berubah, alam semakin kejam dan kejahatan dapat mengintai dimana-mana, jangan biarkan kejahatan tersebut menang secara total. Lagian, kita juga sudah kehilangan Bu Menkes dan gue rasa hal tersebut alarm untuk perempuan akan kondisi yang semakin vulnerable.
Sebagai tambahan, angka kecelakaan selama lebaran naik dari tahun lalu dengan kenaikan 32,48% untuk sepeda motor dan 16% untuk korban meninggal dunia (Sumber: disini). Sementara itu, angka kecelakaan lalin DKI Jakarta dari Januari sampai Oktober 2011 memprihatinkan dengan jumlah kecelakaan 6732 kasus dengan 935 orang meninggal dunia. Di wilayah Jakut hampir setiap pekan ada kecelakaan yang melibatkan truk kontainer (Sumber: Jalan Raya Bak Medan Perang, Warta Kota, hal 2, 29 November 2011)