Mau lidah nggak kering, pergi kekantin di siang bolong
beli minuman jus yang putih, atau yang kuning.
Ketika badan semakin ceking, perutpun bunyi keroncong
tinggal pilih mau dikasih, atau jadi maling.
Pantun diatas bukan punya gue tapi dari temen gue (yang milih dua-duanya). Kalau gue sendiri, no komen lah soal kenaikan BBM dan BLT-nya yang super aneh. Tapi serangan kedua nantinya pasti akan berasa dan ngaruh banget buat semuanya. Soalnya, di Indonesia BBM nyambungnya ke inflasi (beda sama negara lain dimana ada kenaikan BBM tapi inflasi masih bisa ditekan rendah). Listrik pastinya yang akan cukup berdampak, dan transport kayaknya harus ganti dengan yang lebih murah. Hmmmm... apa mungkin ini cuma april mop ya?
Tapi, apapun yang terjadi please have a faith, don't go with the flow, instead, go by the rule. Kalau kita mengikuti aturan, kita pasti akan dipaksa untuk memutar otak kita dan menggunakan sumber daya secara efisien sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Hal tersebut pastinya akan jauh lebih baik dari pada pertentangan dan pertikaian seperti sekarang ini, yang bisa membuat kita terjebak kedalam sebuah proses yang berbahaya yang bisa menghancurkan fondasi kita dalam berbangsa dan beragama. (Aksi-reaksi sangat rentan untuk dimanipulasi menggunakan proses dialektik misalnya).
Lagipula, ketika kita berbicara mengenai ekonomi, kita bicara soal distribusi kelangkaan, bukan distribusi uang. Bagaimana akses kita terhadap produk sehingga kelangkaan dapat teratasi, dan bukannya akses kita kepada uang yang hanya merupakan alat dalam sistem ekonomi. Kemajuan teknologi memang dapat memacu produksi sehingga dapat mengatasi kelangkaan, mempercepat distribusi sehingga sampai ketujuan, menciptakan mirage bahwa produk semakin mudah didapat. Ketika barang mudah didapat, uang pun akan menjadi mudah didapat pula. Tapi, coba jangan senang dulu, kalau memang teknologi memegang peran penting dalam perekonomian serba mudah yang kita jalani sekarang, itu artinya teknologi adalah modal yang mutlak dibutuhkan dan dimiliki (teknologi yang gue maksud bukan BB, Smart Phone, etc yang mudah didapat dengan uang). Semakin cepat roda perekonomian diputar, semakin besar pula kebutuhan akan modal-modal yang mendasarinya. Yang artinya pula, teknologi adalah kelangkaan yang kalau tidak segera ditanggulangi akan mengancam kehidupan bersama. Mungkin inilah kenapa kita terkena dampak inflasi sekarang? Selain untuk melonggarkan tekanan beratnya beban bunga utang dan menciptakan ruang untuk membuat utang baru (another fast fresh flow of money with the cost of our future)?
Ibaratnya sepeda melaju dijalanan menurun, tanpa butuh tenaga dan usahapun jalannya bisa melaju kencang, ngerem pun sulit. Bablasssss! Jadi, kapan perampokan ini akan berakhir, setelah negara dirampok dengan penjualan aset-aset negara seperti BUMN, sekarang rakyatnya juga harus dirampok dengan inflasi akibat pengurangan subsidi. Dan sepertinya hasil rampokan tersebut tidak hanya diperuntukan sebagai uang "cepat" untuk dibagi-bagi ke rakyat deh... Kalau ada bagian yang ternyata hilang, kemana kira-kira larinya ya?
(After gotten inside in an abandoned Russian ship caught in the middle of the eye of Liah typhoon).
Virus (1999)
0 comments:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.