My Facebook

not shown

Rabu, 29 Juni 2011

The War As We Know It

Agak prihatin juga kalau melihat berita internasional yang melulu mengenai perang. Tidak banyak generasi kita tahu mengenai perang, karena Indonesia sendiri sudah merdeka hampir 66 tahun yang lalu (bentar lagi 66, angka yang unik). Yang mengalami pun sudah tidak ingat lagi bagaimana garangnya perang. Bahkan lukapun sepertinya sudah terhapus oleh waktu karena musuh sudah menjadi kawan sekarang.

Perang yang harusnya kita ketahui tidak melulu perang secara fisik, seperti tertera dalam buku sejarah. Perang yang merupakan bentuk perlawanan terkadang juga menyentuh hal yang sifatnya pemikiran dan ideologi. Andaikan dalam keadaan damai pun, kewaspadaan perlu tetap terjaga dari masuknya pengaruh asing. Intervensi ekonomi, sosial, politik dan budaya membuka kesempatan untuk berkembang. Tapi, haruskah sepenuhnya terbuka tanpa adanya posisi bertahan? Seharusnya, ada filter untuk meredam pengaruh asing yang masuk lewat pintu globalisasi. Namun, mudahnya masyarakat kita dibutakan dan tergiur oleh hal-hal yang baru dan menarik, membuat hal tersebut semakin sulit dibendung.

Setidaknya, sudah ada sebuah landasan ideologi yaitu Pancasila dan juga aturan dasar perundang-undangan yaitu UUD yang seharusnya bisa membendung aliran liberalisme yang masuk. Agama, norma dan etika juga mungkin salah satu yang bisa membantu melakukan kroscek terhadap paham liberalisme yang kebablasan.

Balik ke berita internasional, sekarang timur tengah sedang bergejolak, gejolak dari dalam maupun dari luar. Sebuah cermin  untuk tempat berkaca, apakah kita memang sudah cukup aman dari kemungkinan peperangan? Peperangan sangat identik dengan kekerasan. Kekerasan yang terjadi selama perang bukan hanya dialami tentara yang ada di medan perang, tapi juga para penduduk sipil. Akan banyak korban tidak berdosa akibat perang, walaupun terkadang perang memang tidak bisa dihindarkan.


Perang yang selama ini kita ketahui ada beberapa macam jenisnya. Berikut beberapa jenis perang tersebut:

  1. Perang Dunia : adalah perang yang melibatkan negara-negara adidaya dan berpenduduk banyak. Selama ini sudah terjadi dua perang dunia yaitu PD1 (1914-1918) dan PD2(1939-1945). Setelah dijatuhkannya bom nuklir di Jepang oleh Amerika Serikat, perang seakan-akan terhenti dan digantikan oleh Perang Dingin.     
  2. Perang Dingin : adalah perang yang terjadi paska PD2 antara Negara berpaham komunis dan negara-negara barat. Kata Perang Dingin sendiri berasal dari sebuah essay yang dibuat oleh George Orwell dimana di essay tersebut dia memperingatkan bahwa dunia yang ada dalam bayangan perang nuklir akan berada dalam "kedamaian yang tidak damai" yaitu suatu Perang Dingin yang permanen. Nuklir memang menakutkan, setelah Einstein (yang lahir di Jerman tapi pindah ke AS pada zaman kekuasaan Nazi) menemukan reaksi berantai dari suatu atom nuklir dan kemudian Amerika Serikat menggunakannya sebagai senjata dan menjatuhkannya di Jepang, momok dan trauma akan senjata nuklir tersebut ternyata cukup membuat negara-negara didunia berpikir panjang sebelum melancarkan sebuah agresi.     
  3. Perang Melawan Penjajahan : adalah perang melawan negara imperialis yang ingin menguasai suatu daerah. Indonesia melawan penjajahan negara-negara barat selama ratusan tahun dan kemudian Jepang selama 3,5 tahun. Tidak bijak mengatakan bahwa Indonesia kemudian diuntungkan dengan dijatuhkannya bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki. Tapi, memang setelah Jepang mengalami kejatuhan, Indonesia berhasil mendeklarasikan kemerdekaannya hanya dalam hitungan hari setelah bom atom tersebut dijatuhkan. Oleh karenanya, penting untuk menjaga amanah kemerdekaan dengan sebaik-baiknya kalau tidak ingin dijajah lagi.
  4. Perang antar Negara Tetangga atau Blok : adalah perang yang melibatkan negara-negara bertetangga, contohnya seperti perang Iran dan Irak.  
  5. Perang Saudara : adalah perang yang paling sering terjadi yang melibatkan beberapa kelompok orang dalam suatu negara, bahasa kerennya civil war (terkadang juga disebut intestine war atau domestic war). Perang Libya sekarang bisa termasuk perang saudara dimana NATO terlibat didalamnya.   
  6. Perang Melawan Terorisme : adalah perang yang terjadi setelah serangan 911 di AS. Perang Melawan Terorisme dilontarkan oleh presiden AS waktu itu, George W. Bush. Perang ini utamanya berfokus pada militan islam dan Al-Qaeda yang dianggap bertanggung jawab atas teror yang terjadi di AS. Kontroversi terhadap Perang Melawan Terorisme mengemuka karena tidak jelasnya siapa yang harus dilawan dan melawan. Kontroversi yang juga mewarnai kehidupan George W. Bush (sudah lihat filmnya W. belum? ). Sudah banyak korban baik di pihak AS maupun muslim dalam perang ini, apakah masih harus ada lagi W. yang lainnya? 

Jadi, adakah yang bisa kita pelajari selama tiga setengah abad plus tiga setengah tahun penjajahan dan peperangan dinegeri ini? Apakah kita sudah cukup bersyukur atas kemerdekaan yang kita miliki dengan mengemban amanah sebaik-baiknya dan tidak membiarkan orang asing menentukan jalan hidup kita? Perang memang memakan sumberdaya, energi, jiwa dan raga. Tidak ada yang menginginkan perang, tidak ada yang ingin terpecah-belah. Pastikan NKRI harga mati.




 *Sigh* Is not there a thing not based on script???

4 comments:

kok ngomong perang sih, memangnya dewa perang aries lagi marah? Atau dewi perang ariani ariana lagi gatel?

miris dengar kata perang..
kebetulan saya baru posting review film yg terkait dengan perang: http://dhila13.wordpress.com/2011/07/03/kura-kura-pun-bisa-terbang/

ternyata perang itu banyak macamnya juga ya...

gimana kalau perang urat saraf???hehe

oh ya..udah tau cerita perang Three Kingdom apa belum??kalo belum, search aja ya..ga bakalan nyesel bacanya..

salam kenal

@frezy ga suka cerita perang, palingan cerita legenda kayak Atlantis the lost kingdom...

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites Gmail More