You got something that you want me to sell
Sell your sin. Just cash in.
You got something that you want me to tell
You'll love me. Wait and see.
Sell your sin. Just cash in.
You got something that you want me to tell
You'll love me. Wait and see.
Jewel - Intuition
TV sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan keseharian di peradaban yang modern sekarang ini. Apalagi, TV sekarang sudah bisa dibawa kemana-mana dan bentuknya bukan sebuah kotak yang besar dan berat lagi. Makanya, apa yang ditampilkan oleh TV sangat berdampak bagi masyarakat secara umum. Termasuk juga iklan.
Sesuatu yang dipajang adalah sesuatu yang mungkin akan dijual. Oleh karenanya, menurut saya, cara yang paling sederhana dalam beriklan adalah dengan memajangnya. Beriklan yang lebih kompleks kemudian menggunakan sarana seperti media dan riset pemasaran. Mempersiapkan sesuatu untuk dikonsumsi khalayak ramai memang tidaklah mudah, harus kreatif, inovatif dan...manipulatif. Perencanaan dan rancangan dibuat khusus untuk menarik sebanyak-banyaknya perhatian dan tentu saja supaya mudah diingat. Pengkondisian dilakukan berdasarkan rancangan tersebut. Tapi, jangan lupa kalau iklan mempunyai target sasaran, yaitu anda sebagai konsumen dan juga masyarakat luas. Oleh karenanya, anda adalah target dari riset yang mereka lakukan dan target dari bujukan persuasif yang dihasilkan kemudian.
Ketika sesuatu ditawarkan atau ditampilkan, pernahkah anda berpikir kalau sebenarnya anda sedang ditawarkan sebuah konsep? Ya, sebuah konsep dimana konsep tersebut akan bermain dengan persepsi anda sebagai targetnya dan mengharapkan reaksi tertentu dari anda? Sudah barang tentu sesuatu yang ditawarkan, walaupun awalnya tidak menarik perhatian, tapi karena sudah dibungkus oleh apapun yang diketahui akan menarik untuk diperhatikan, maka akan menjadi perhatian juga. Inilah hasil dari riset yang dilakukan, yang bertujuan agar konsumen dapat dipengaruhi persepsinya atau bahkan dirubah persepsinya menjadi seperti yang diinginkan.
Pernah dengar iklan How Low Can You Go? Secara umum, being low bukan kualitas yang diinginkan, sehingga tidak mempunyai daya tarik dan tidak diperhatikan. Tapi setelah melihat iklan tersebut bukankah persepsi kita sudah dirubah? Sekelompok orang tertentu melihat kondisi being low sebagai magnet untuk mereka dan menjadikannya bahan perhatian yang baru. Pada akhirnya, pengikutnya pun bertambah dan menaikkan pangsa mereka.
Terkadang, iklan bahkan bersinggungan dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat dan seakan menguji batasan nilai yang dimiliki. Dengan kreativitas, mengetengahkan sesuatu yang baru supaya nilai tersebut diterima oleh masyarakat. Atau bisa juga mengagungkan suatu nilai untuk mengurangi nilai yang lain yang kurang diinginkan. Misalnya saja, iklan makanan cepat saji yang berusaha mengubah nilai yang ada di masyarakat sehingga anak-anak lebih baik mendapatkan makanan yang menyenangkan (Happy) daripada yang sehat (Healthy). Mengajari untuk mengutamakan mainan dulu baru kemudian makanan?
Beberapa iklan bahkan menghendaki masyarakat menjadi irrasional, tidak mempedulikan konteks, tujuan dan latar belakang sesuatu hal. Longgar dan tersesat. Setidaknya, mereka tidak mempertanyakan sesuatu hal tersebut. Seperti, mengapa diskon besar-besaran dilakukan tengah malam pada waktu jam tidur dan harus pula berdesak-desakan. Selama ada tulisan 80% off dicetak besar dan bertinta merah, nothing else matter.
Ada banyak metode pendekatan yang dilakukan oleh bagian pemasaran dalam beriklan. Mulai dari menggunakan emosional atau perasaan, tantangan dan petualangan, cita rasa, penalaran, sampai atraksi fisikal yang memikat. Sedangkan untuk mempengaruhi (memprovokasi) indera dapat digunakan warna atau theme dan slogan tertentu baik tersamar atau tidak. Konsumen tentu tidak mau dibingungkan ketika themenya adalah keceriaan tapi kok yang dipakai baju-baju hitam. Salah satu contoh iklan yang memprovokasi indera secara tersamar adalah menggunakan sebutan atau nama yang sering didengar, misalnya seperti Mario dan Maria pada iklan cat, agar konsumen teringat akan produk tersebut setiap mendengar nama atau sebutan tersebut.
Lalu, bagaimana dengan cara mendikte yang cukup mencolok. Salah satu cara sederhana seperti mengulang iklan pendek berkali-kali dalam satu slot, terkadang bisa sangat menjengkelkan. Gue heran apakah bukan merupakan pelanggaran terhadap kebebasan ketika sebuah alat kreativitas dapat didikte seperti ini. Seperti menggunakan kata magik, dan memanggil jin di botol untuk melakukan semua kreativitas selebihnya yang diperlukan.
Iklan juga menggunakan pendekatan berganda seperti emosional dan penalaran. Coba lihat contoh iklan dibawah ini:
Pertama, emosi atau perasaan kita dibuka dan dimainkan dengan mempersembahkan sebuah cerita, ada perpisahan, hubungan sepihak (yang cukup dipaksakan), dan penderitaan (diluar dan dibiarkan hujan). Lalu kemudian penalaran digunakan untuk menutup paksa emosi dan perasaan tersebut, bahwa cukup gila kalau lampu dikasihani. Hasilnya? Iklan yang berkesan.
Pesan-pesan subliminal juga terkadang dipakai dalam iklan. Hanya dengan tingkat kesadaran yang tinggi dan sensitifitas, kita dapat mengetahui yang tersirat dalam sebuah iklan. Apakah disengaja atau tidak, indera bawah sadar kita dapat terpengaruh oleh hal tersebut, terutama yang berbau negatif. Tinggal kemauan kita untuk membawanya ke alam kesadaran supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, atau, pindah channel ketika ada anak kecil disekitar kita karena mereka belum cukup dewasa untuk menolaknya secara sadar. Contoh subliminal gue rasa banyak juga di dalam negeri, salah satunya iklan makanan ringan wafer coklat untuk anak-anak yang kalau kita dengarkan nyanyiannya cukup menyeramkan. Lebih jauh mengenai subliminal message dapat dilihat disini.
Lalu, sampai seberapa jauh produsen bisa mendikte dan mempengaruhi target konsumennya lewat iklan? Semuanya tergantung target konsumennya, karena mereka yang memegang batasan nilai-nilai umum dan khusus yang dimiliki, sampai dimana mereka merasa batasan tersebut dilanggar. Kalau kemudian diketahui dapat membahayakan, harusnya tidak diikuti, bagaimanapun yang kemudian berperan adalah masyarakat yang ditargetkan, bukan bagian pemasaran yang memanipulasi iklan. Tidak mungkin mengharapkan peringatan atau pengajaran dari objek yang menjadi tontonan. Begitu pula sebaliknya. Karena, seharusnya sudah kita pelajari nilai-nilai umum tersebut di bangku sekolah dan lingkungan, dan nilai-nilai khusus di lingkungan rumah.
Makanya, hanya iklan rokok saja yang memberikan peringatan kesehatan, yang lainnya...terserah anda.
I'm just a simple girl
In a high tech digital world
I really try to understand
All the powers that rule this land
They say Miss J's big butt is boss
Kate Moss can't find a job
In a world of post modern fad
What was good now is bad
Jewel - Intuition!
Jewel lyrics are property and copyright of their owners.
"Intuition" lyrics provided for educational purposes and personal use only.
In a high tech digital world
I really try to understand
All the powers that rule this land
They say Miss J's big butt is boss
Kate Moss can't find a job
In a world of post modern fad
What was good now is bad
Jewel - Intuition!
Jewel lyrics are property and copyright of their owners.
"Intuition" lyrics provided for educational purposes and personal use only.
0 comments:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.